Bisnis.com, JAKARTA – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menyatakan akan berfokus menjaga likuiditas di tengah pandemi virus corona. Rencana ekspansi pun diperkirakan akan molor.
Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto menyatakan bahwa perseroan masih mengkaji seluruh rencana ekspansi pada tahun ini, termasuk rencana penyelesaian ruas-ruas tol baru.
“Belum ada update situasinya, pemerintah maupun kami masih fokus pada penganan Covid terlebih dahulu,” ujarnya kepada Bisnis, Seni (20/4/2020).
Dia menjelaskan fokus penanganan terkait Covid-19 tidak hanya meliputi upaya pencegahan penyebaran penyakit itu. Perseroan turut mengantisipasi dampak pandemi tersebut terhadap likuiditas perseroan.
Pendapatan perseroan telah mengalami penurunan cukup signifikan, setelah adanya pandemi. Hingga awal April, penurunan pendapatan perseroan telah mencapai sekitar 30 persen.
Hal ini bisa kian membesar seiring dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga
Dia menjelaskan, di tengah kondisi ini maka rencana penyelesaian sejumlah ruas tol baru diperkirakan akan mundur. Proses pengerjaan ruas-ruas itu, semakin melambat setelah adanya pemberlakuan PSBB.
Tak hanya ruas-ruas yang masih dikerjakan, kondisi ini juga diperkirakan akan mengambat rencana investasi penambahan ruas tol baru. Namun demikian, proses tender akan bergantung pada keputusan pemerintah.
Adri juga menyampaikan, hal ini diperkirakan akan semakin menunda rencana divestasi ruas-ruas jalan tol milik Jasa Marga.
Meski sejak awal memang tak terlalu bernafsu mendivestasikan jalan tol, kondisi pandemi diperkirakan akan membuat harga jual tidak optimal.
“Makanya kami fokus jaga likuditas dulu, nanti kalau sudah balik semua akan membaik. Kami optimistis recovery bisnis jalan tol itu cepat, tergantung sampai kapan Covid ini akan berakhir,” ujarnya.
Pada tahun ini perseroan masih menyelesaikan lima ruas tol baru dengan total kebutuhan belanja modal sekitar Rp20 triliun.
Adapun, kelima ruas tol yang dimaksud adalah ruas Cengkareng-Kunciran, Cinere-Serpong, Manado-Bitung, Probolinggo-Banyuwangi, dan Jakarta-Cikampek Selatan.
Meski begitu, total kebutuhan Rp20 triliun tersebut juga termasuk pembayaran tol layang Jakarta-Cikampek II.
Perseroan telah membayarkan sekitar Rp12,3 triliun kepada Waskita Karya dan Acset Indonusa sebagai kontraktor proyek ini.
Perseroan sejatinya juga tengah terdapat lima ruas tol yang tengah dibidik perseroan.
Ruas-ruas yang dimaksud adalah Solo-Yogyakarta-NYIA sepanjang km, Gedebage-Tasikmalaya, Tasikmalaya Cilacap, Akses Patimban, dan Yogyakarta-Bawen.