Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Minus, Pasar Saham Kok Malah Menguat?

Bursa saham China berhasil melaju positif pada perdagangan siang ini, Jumat (17/4/2020), kendati ekonomi Negeri Tirai Bambu dilaporkan berkontraksi untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Pekerja berada di depan peti kemas yang ditumpuk di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn
Pekerja berada di depan peti kemas yang ditumpuk di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China berhasil melaju positif pada perdagangan siang ini, Jumat (17/4/2020), kendati ekonomi Negeri Tirai Bambu dilaporkan berkontraksi untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham Shanghai Composite menanjak 0,7 persen pukul 2.21 siang waktu setempat. Di Hong Kong, wilayah yang dikendalikan oleh China, indeks saham Hang Seng bahkan melonjak 2,1 persen.

Produk domestik bruto (PDB) China berkontraksi -6,8 persen pada kuartal I/2020 dari tahun sebelumnya, di tengah hantaman pandemi virus corona (Covid-19) terhadap negeri ini dan prospek perekonomian global.

Perolehan ini menjadi kinerja terburuk bagi ekonomi China sejak setidaknya tahun 1992 ketika rilis resmi PDB kuartalan dimulai, sekaligus lebih buruk daripada proyeksi konsensus untuk penyusutan sebesar -6 persen.

Sementara itu, produksi pabrik dilaporkan turun -1,1 persen pada bulan Maret, penjualan ritel merosot -15,8 persen, dan investasi menurun -16,1 persen sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

“Para investor sudah memperhitungkan data yang lesu sehingga tak banyak reaksi,” terang Xing Zhaopeng, seorang ekonom di Australia and New Zealand Banking Group di Shanghai.

“Ke depannya, kami memperkirakan ekonomi akan menghadapi tekanan untuk berkontraksi lagi pada kuartal kedua. Bank sentral akan menyuntikkan likuiditas dengan cara yang ditargetkan.,” tambahnya, dilansir dari Bloomberg.

Guna meredam pukulan ekonomi yang dialami sejak awal tahun ketika wabah corona yang pertama kali mengemuka di kota Wuhan ini menyebar ke seluruh negeri, China telah meluncurkan berbagai langkah dukungan.

Stimulus yang dimaksud termasuk pendanaan berbiaya murah senilai 3,55 triliun yuan (US$502 miliar) yang disediakan untuk lembaga-lembaga keuangan dan 1,6 triliun yuan dalam bentuk pemangkasan berbagai pajak biaya.

Di sisi lain, bank sentral People's Bank of China (PBOC) telah menyuntikkan 100 miliar yuan melalui fasilitas pinjaman pada Rabu (15/4/2020), serta memangkas suku bunga yang dibebankan pada pinjaman menjadi 2,95 persen dari 3,15 persen.

Senada dengan Xing, kepala strategi makro China di Standard Chartered Plc. Becky Liu memperkirakan para pembuat kebijakan akan melanjutkan kebijakan fiskal dan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

“Kunci bagi para investor adalah bahwa PDB tidak jauh lebih buruk dari yang diperkirakan, sehingga menghilangkan kekhawatiran atas kejatuhan ekonomi secara bebas ke dalam kontraksi yang jauh lebih tajam,” jelas Liu.

Ekspektasi investor untuk setidaknya beberapa stimulus pun mendorong saham-saham China mulai dari operator hotel hingga perusahaan bahan bangunan hari ini.

Saham Shanghai Jinjiang International Hotels Co. naik 5,2 persen, BTG Hotels Group Co. naik 5,6 persen, sedangkan saham Gansu Qilianshan Cement Group Co. dan Ningxia Building Materials Group Co. menguat sedikitnya 6,8 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper