Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Covid-19, Begini Strategi Emiten Milik Tahir

Penutupan sementara toko bebas bea telah berdampak signifkan terhadap pendapatan Sona Topas
Toko bebas bea atau Duty Free Galleria Bali, salah satu toko yang dikelola PT Sona Topas Tourism Industry Tbk./sonatopas.co.id
Toko bebas bea atau Duty Free Galleria Bali, salah satu toko yang dikelola PT Sona Topas Tourism Industry Tbk./sonatopas.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. bakal melakukan efisiensi di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar di Jabodetabek. Perseroan juga masih menunggu pemulihan aktivitas pariwisata di Bali yang juga berimbas terhadap kinerja perseroan.

Manajemen Sona Topas melansir, penerapan PSBB di Jakarta membuat operasional di kantor pusat terdampak sehingga kegiatan operasional dilakukan dari rumah. 

Di samping itu, gerai perseroan di Denpasar juga ditutup sementara akibat terdampak penyebaran virus corona. Perseroan masih menunggu aktivitas penerbangan dari luar negeri aktif kembali seiring pemulihan pariwisata di Bali.

Manajemen mengakui, pandemi Covid-19 telah berdampak pada penurunan pendapatan perseroan. Untuk itu perseroan melakukan sejumlah langkah untuk menjaga kinerja.

"Strategi perseroan adalah melakukan efisiensi dalam setiap pengeluaran biaya operasional dan negosiasi kontrak dengan pihak ketiga," tulis manajemen Sona Topas dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (17/4/2020).

Secara toko bebas bea atau duty free yang berlokasi di terminal internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai juga ditutup sementara mulai 15 April 2020. Penyesuaian operasional akan dievaluasi secara berkala setiap pekan. 

"Bilamana indikator bisnis dan keselamatan membaik maka toko Bali International Airport akan dibuka kembali," tulis manajemen.

Untuk diketahui, toko bebas bea merupakan sumber utama pendapatan Sona Topas. Pada 2019, pendapatan dari toko bebas bea mencapai Rp1,52 triliun atau 87 persen terhadap total pendapatan.

Perusahaan yang tergabung dalam Grup Mayapada milik taipan Dato Sri Tahir ini mencetak laba Rp78 miliar pada 2019, turun 36 persen secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper