Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan pelat merah PT Timah Tbk. menyiapkan dana sebanyak Rp100 miliar untuk pembelian kembali atau buyback saham perseroan hingga 16 Juni 2020 mendatang.
Mengutip keterbukaan informasi perseroan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/3/2020), buyback saham akan dilaksanakan selama periode tiga bulan terhitung 17 Maret 2020 hingga 16 Juni 2020.
Perseroan menjelaskan saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari jumlah modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor dalam perseroan. Per 31 Desember 2019, emiten berkode saham TINS itu memiliki jumlah saham yang beredar sebanyak 35 persen.
Adapun, manajemen PT Timah menjelaskan perseroan akan menggunakan saldo dari laba yang belum ditentukan penggunaannya per 30 September 2019 yang tercatat sebesar Rp260,68 juta untuk membeli kembali saham perseroan sebanyak-banyaknya Rp100 miliar.
“Dengan asumsi perseroan menggunakan dana sebesar Rp100 miliar, maka aset dan ekuitas akan menurun sebesar Rp100 miliar ditambah biaya transaksi pembelian kembali saham,” tulis manajemen PT Timah Tbk.
Namun, pembelian saham kembali tersebut diklaim perseroan tidak akan mempengaruhi biaya operasional, sehingga laba rugi diperkirakan masih sejalan dengan target perusahaan. Selain itu, potential loss dari pengalihan aset berupa kas menjadi saham treasury diyakini tidak akan mempengaruhi pendapatan perseroan.
Baca Juga
Berdasarkan asumsi perseroan, earning per share emiten bersandi saham TINS itu tercatat sebesar 23,62 pada 30 September 2019. Setelah aksi buyback, earning per share akan turun menjadi 24,33.
Pada perdagangan Senin (16/3/2020), saham TINS parkir di level Rp436 per saham, terkoreksi 6,84 persen. Sepanjang tahun berjalan 2020, TINS melemah menjadi 47,15 persen.