Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan di zona merah dan berakhir melemah pada perdagangan hari keempat berturut-turut, Rabu (26/2/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 1,7 persen atau 98,22 poin ke level 5.688,92 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (25/2/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.787,14 dengan koreksi 0,34 persen atau 19,91 poin.
Pelemahan indeks mulai berlanjut pada Rabu pagi dengan dibuka terkoreksi 0,52 persen atau 29,97 poin di posisi 5.757,17. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 5.688,92-5.757,74.
Seluruh 9 sektor menetap di wilayah negatif, dipimpin sektor industri dasar yang merosot 4,32 persen, disusul sektor aneka industri dengan pelemahan 2,34 persen.
Dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 92 saham menguat, 305 saham melemah, dan 285 saham stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang masing-masing turun 1,68 persen dan 5,81 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG hari ini.
Keputusan pemerintah mengalokasikan anggaran Rp10,3 triliun untuk stimulus menghadapi dampak ekonomi virus corona dinilai belum berhasil IHSG.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pemerintah sebaiknya memberikan stimulus yang dapat menggenjot pertumbuhan konsumsi dan sejumlah sektor yang memiliki potensi besar. Ia mencontohkan industri manufaktur dan pariwisata perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mendapatkan insentif.
“Sektor-sektor ini nantinya akan membantu kemampuan pemerintah dalam berekspansi,” ujarnya kepada Bisnis.
Di sisi lain, Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, peluang rebound dalam beberapa hari ke depan sebenarnya cukup terbuka.
Namun, saat ini faktor pendorong kinerja IHSG dinilai masih minim. Ia berharap pemerintah mengeluarkan sejumlah stimulus yang dapat kembali menggairahkan pasar.
Menurutnya, sentimen positif yang ada saat ini belum cukup kuat mendorong kenaikan IHSG. Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia tidak akan langsung diikuti oleh bank lainnya karena membutuhkan periode penyesuaian.
Sementara itu, kabar omnibus law Cipta Kerja dan Perpajakan yang memberikan sejumlah insentif untuk korporasi juga masih dalam tahap pembahasan di parlemen. Apabila insentif ini cepat berlaku, Wisnu memperkirakan ketentuan ini akan berdampak positif bagi kinerja IHSG ke depannya.
“Agar efeknya cepat dirasakan pelaku pasar, sebaiknya insentif dari sisi fiskal lebih dimanfaatkan oleh pemerintah,” katanya.
Seiring dengan pergerakan IHSG, Nnlai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 53 poin atau 0,38 persen ke level Rp13.940 per dolar AS pada akhir perdagangan.
IHSG melemah sejalan dengan bursa saham lainnya di Asia yang juga tertekan, dengan indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah 0,79 persen dan 0,75 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup terkoreksi 0,83 persen dan 1,23 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,73 persen dan indeks Kospi Korea Selatan turun 1,28 persen.
Indeks Kospi melemah setelah emerintah Korea Selatan mengatakan total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi meningkat menjadi lebih dari 1.000. Meningkatnya jumlah kasus terinfeksi virus corona di Eropa juga memicu kekhawatiran dampak yang meluas di kawasan tersebut.
Pelaku pasar diperkirakan mencari tanda-tanda lebih lanjut tentang akomodasi kebijakan setelah pejabat bank sentral AS mengatakan mereka memantau dengan ketat penyebaran virus corona, meskipun “masih terlalu cepat” untuk mengatakan apakah wabah ini akan mengubah pandangan kebijakan bank sentral.
"Dampak utama masih belum diketahui sepenuhnya pada tahap ini, dan ketidakpastian adalah musuh keyakinan," kata Eleanor Creagh, analis Saxo Capital Markets, seperti dikutip Bloomberg.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
BBCA | -1,68 |
TPIA | -5,81 |
HMSP | -4,03 |
TLKM | -2,23 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
INPP | +16,05 |
IBST | +15,00 |
PLIN | +7,94 |
EPMT | +13,50 |
Sumber: Bloomberg