Bisnis.com, JAKARTA – Wabah virus corona yang kian meluas dan memakan banyak korban jiwa dinilai menjadi sentimen utama penurunan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama pekan ini. Peluang penguatan pada minggu depan amat bergantung pada sentimen positif dari dalam negeri.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan wabah virus corona atau Covid-19 telah menimbulkan dampak turunan yang luas hingga mengendurkan laju perekonomian China. Sebagia kekuatan ekonomi nomor dua di dunia, perlambatan di China telah memunculkan kekhawatiran yang luas di kalangan investor.
Dampak virus corona telah diakui negara-negara besar seperti Amerika Serikat. Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell dalam pidatonya minggu ini telah menegaskan bahwa virus ini dapat mengancam perekonomian global secara signifikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah memutuskan wabah ini sebagai darurat kesehatan global.
“Hal tersebut menimbulkan dampak psikologis baik ke pelaku pasar maupun investor terhadap pasar modal sehingga nilai IHSG juga ikut merosot,” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (14/2/2020).
Selain wabah virus corona, angka inflasi yang turun di Amerika Serikat juga melahirkan sentimen tambahan. Penurunan inflasi dikhawatirkan bakal merangsang The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan sebagai resep percepatan ekonomi AS.
Sentimen negatif dari luar negeri menurut Nafan tak bisa dibendung dari dalam negeri. Alih-alih ada sentimen positif, kondisi industri keuangan dalam negeri justru tidak kondusif dalam sepekan terakhir. Kasus Jiwasraya, gagal bayar reksa dana, dan manipulasi saham membuat kepercayaan investor terhadap pasar modal anjlok.
Baca Juga
Oleh sebab itu, Nafan memperkirakan peluang IHSG untuk bangkit pada perdagangan pekan pekan terbilagn tipis. Hanya sentimen positi baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang bisa membuat pergerakan indeks kembali merangkak.
Pekan depan, Badan Pusat Statistik (BPS) bakal merilis data neraca perdagangan. Kinerja perdagangan dinilai Nafan bakal memberikan dampak berarti. Kinerja perdagangan akan menjadi salah satu paramater dalam pengambilan kebijakan oleh bank sentral.
“Menurut kami, peluang penurunan suku bunga acuan cukup besar untuk meningkatkan kinerja ekonomi. Upaya ini juga perlu diikuti dengan pernyataan BI bahwa virus corona memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian,” jelas Nafan.
Sementara itu, dari luar negeri, kabar terkait penyebaran wabah virus corona masih akan menjadi pertimbangan utama para investor untuk kembali ke pasar saham. Namun, penguatan yang diramal terjadi pada pekan depan bakal terbatas. Nafan memprediksi pergerakan IHSG pada pekan depan berkisar 5.830 hingga 5.939.
Untuk diketahui, IHSG ditutup melemah 0,09 persen ke level 5.866,94. Dalam sepekan terakhir, IHSG telah terkoreksi 2,21 persen. Pelemahan tersebut turut berkontribusi pada pelemahan IHSG yang turut 6,87 persen dalam periode tahun berjalan (year to date).