Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan terdalam sejak Maret 2018 ke level 5.940 atau sebesar 5,8 persen dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, pada Januari ini IHSG sudah tergelincir 5,8 persen, menjadi yang paling dalam sejak Maret 2018. Selain itu, pada pekan kelima perdagangan IHSG juga merosot 4,9 persen menjadi yang paling dalam sejak Mei 2017.
IHSG pun sudah terkoreksi 10,5 persen dalam 52 minggu terakhir sejak 18 April 2019. Bloomberg mencatat IHSG pada Jumat terkoreksi 1,9 persen ke level 5.940. Adapun penurunan sedalam itu dalam satu hari perdagangan terakhir terjadi pada 5 Agustus 2019.
Analis Mirae Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan penurunan terjadi karena aksi jual dan kepanikan terhadap virus korona. Namun, ini hanya terjadi sementara dan investor memiliki kesempatan beli.
Berikut ini adalah kontributor utama IHSG pada pekan kelima:
Kontributor utama IHSG pada pekan kelima | ||||
---|---|---|---|---|
Top Contributors | Index Points Move | persen Change | Volume VS 20D AVG ( persen) | YTD Change ( persen) |
Bank Central Asia (BBCA) | -28.46 | -3.9 | 156.1 | -3.1 |
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) | -13.14 | -2.6 | 27.7 | 1.4 |
Astra Intl. (ASII) | -9.986 | -4.2 | 187.2 | -8.3 |
Ace Hardware (ACES) | 2.384 | 9.9 | 116.6 | 15.1 |
Bank Mega (MEGA) | 3.71 | 10.5 | 370.8 | -0.8 |
Barito Pacific (BRPT) | 5.19 | 5.2 | 15.8 | -13.6 |
Sumber: Bloomberg
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (31/1), IHSG turun 1,94 persen atau 117,5 poin menjadi 5.940. Penutupan IHSG kali ini tercatat menjadi yang terendah sejak 8 bulan terakhir.
Adapun sepanjang Januari 2020, IHSG telah terdepresiasi 5,71 persen dan menjadi kinerja terburuk IHSG dalam 9 tahun terakhir. (Lihat infografis). Padahal, periode Januari atau biasa disebut dengan istilah January Effect biasanya diyakini sebagai momentum penguatan IHSG.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai bahwa IHSG masih akan bertahan di zona merah hingga beberapa bulan ke depan.
“Pelemahan IHSG berpotensi bertahan sampai jangka menengah karena efek corona, dan bisa bertahan di zona merah hingga 2 bulan ke depan,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (31/1).
Merebaknya virus corona ini dapat dipastikan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi China sebagai salah satu negara dengan pendapatan domestik bruto terbesar di dunia.
Senada, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan menyatakan bahwa pelemahan IHSG akan berlanjut hingga 2 bulan ke depan.
Namun, dia optimistis bahwa pada pekan pertama Februari akan terjadi penguatan saham.
Meski demikian, penguatan nilai saham pada pekan depan tidak berlangsung lama karena naiknya IHSG pada awal Februari lebih disebabkan oleh pelemahan sekarang ini sudah memasuki fase jenuh jual.