Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diprediksi Masih Tertekan, Kesempatan Buy On Weakness

Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama mengatakan isu virus korona akan menjadi berita utama yang diperkirakan dapat memukul pertumbuhan ekonomi global dan China. Hans berharap ada rebound IHSG ke area support 5.939.
Pengunjung menggunakan ponsel memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Jumat (31/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Jumat (31/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Analis memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bakal tertekan ke area support di level 5.900 sampai 5.767. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk buy on weakness (BOW) atau beli di harga rendah.

Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama mengatakan isu virus korona akan menjadi berita utama yang diperkirakan dapat memukul pertumbuhan ekonomi global dan China. Hans berharap ada rebound IHSG ke area support 5.939.

Namun, dengan memperhitungkan  tekanan indeks global akibat wabah virus korona yang menyebar dengan cepat IHSG sangat mungkin turun kembali pada pekan depan.

“Area support di level 5.900 sampai 5.767 dan resistance di level 6.000 sampai 6.152. Pelaku pasar harus tetap tenang dan memanfaatkan momentum ini untuk BOW ketika terjadi koreksi,” katanya Sabtu (1/1/2020)

Menurutnya, investor tengah menunggu laporan keuangan tahunan sebagai sentimen dalam negeri yang bisa mendorong laju IHSG. Berdasarkan data FactSet ada 200 perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba kuartalan. Adapun 70% di antaranya membukukan keuntungan lebih baik dari perkiraan.

FactSet memperkirakan laba S&P 500 berpeluang turun 2 persen pada kuartal keempat secara  year-over-year. Dia memperkirakan laba emiten pada indeks S&P 500 berpeluang turun 0,8 persen pada kuartal keempat, tetapi analis memperkirakan terjadi kenaikan laba 5,8 persen pada kuartal pertama 2020.

Pada perdagangan kemarin, Jumat (31/1), IHSG berakhir merosot nyaris 2 persen di tengah kekhawatiran seputar wabah virus corona (coronavirus) di China.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 1,94 persen atau 117,54 poin ke level 5.940,05 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (30/1), IHSG menutup pergerakannya di level 6.057,60 juga dengan koreksi cukup tajam sebesar 0,91 persen atau 55,45 poin.

Sebelum terguling dari level 6.000, indeks sempat rebound ke zona hijau dengan dibuka naik 0,31 persen atau 18,86 poin di posisi 6.076,46 pada Jumat (31/1) pagi. Sepanjang perdagangan Jumat, IHSG bergerak pada kisaran 5.937,02-6.078,93.

Seluruh sembilan sektor menetap di wilayah negatif pada akhir perdagangan, dipimpin sektor aneka industri (-3,32 persen), disusul sektor finansial (-2,35 persen) dan barang konsumsi (2,1 persen).

Sebanyak 114 saham menguat, 306 saham melemah, dan 256 saham stagnan dari 676 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper