Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan credit default swap 5 tahun yang menunjukkan membaiknya persepsi risiko diproyeksi menjadi lebih terbatas pada tahun ini.
Analis PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Roby Rushandie mengatakan pada tahun ini pelonggaran moneter secara global yang bakal ditempuh pembuat kebijakan relatif moderat.
Seperti diketahui, credit default swap (CDS) 5 tahun turun hampir separuh. Tercatat, awal tahun 2019 CDS 5 tahun berada di level 120 lalu bergerak turun menyentuh 60 pada akhir 2019.
Adapun, pada tahun lalu Bank Sentral Amerika Serikat dan Bank Indonesia kompak memangkas suku bunga acuan. Bank Sentral Amerika Serikat memangkas suku bunga acuan sebanyak 3 kali, sedangkan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebanyak 4 kali.
"CDS masih berpeluang untuk turun di tahun ini. Sentimen pelonggaran moneter secara global menjadi faktor pendorong utama," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (15/1/2020).
Selain itu, dia menyebut penurunan CDS tahun ini tertahan konflik geopolitik yang bisa saja muncul.
Baca Juga
Dengan moderatnya langkah pelonggaran moneter yang ditempuh saja ruang perbaikan persepsi risiko menyempit. Bila ditambah konflik geopolitik, Roby berujar laju perbaikan persepsi risiko semakin tertahan.
"Mungkin turunnya tidak sebaik tahun lalu karena Bank Sentral kelihatannya enggak akan terlalu agresif dalam pelonggaran moneter ditambah lagi dengan tensi-tensi geopolitik yang mungkin terjadi," katanya.