Bisnis.com, JAKARTA - BNI Sekuritas memperkirakan harga surat utang negara berpeluang terkerek naik akibat meredanya tensi geopolitik.
Dikutip dari hasil risetnya, Kamis (9/1/2020), Kepala Riset Pendapatan Tetap BNI Sekuritas Ariawan menuturkan harga obligasi di pasar surat utang berpotensi menguat dalam jangka pendek. Menurutnya, tensi geopolitik mereda akibat Amerika Serikat dan Iran yang belum lama ini terlibat konflik menyatakan siap menempuh aksi damai.
Selain itu, data tenaga kerja AS sektor swasta menunjukkan peningkatan dari 124.000 menjadi 202.000. Dua hal ini, ujar Ariawan, menumbuhkan optimisme bagi para investor.
Dengan demikian investor memiliki fleksibilitas untuk memilih aset yang lebih berisiko termasuk SUN. Kembalinya optimisme tercermin pada Dow Jones yang naik 0,56%; S&P 500 naik 0,49%; dan Nasdaq naik 0,67%.
Sementara itu, pasar surat utang AS menunjukkan kenaikan yield obligasi Pemerintah AS bertenor 2 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun secara berturut-turut yakni ke level 1,58% atau naik 4 basis poin; 1,88% atau naik 6 basis poin dan 2,36% atau naik 5 basis poin.
"Meredanya tekanan eksternal diperkirakan juga akan membuka ruang penguatan harga di pasar surat utang Indonesia," katanya.
Atas proyeksi tersebut, dia merekomendasikan agar investor memilih seri-seri acuan untuk memanfaatkan potensi penguatan. Beberapa seri SUN yang bisa dicermati yaitu FR0081, FR0082, FR0080, dan FR0083.
"Di tengah potensi penguatan harga yang masih cukup terbuka di pasar surat utang Indonesia dalam waktu dekat, maka SUN seri acuan seperti FR0081, FR0082, FR0080, dan FR0083 masih akan menjadi pilihan yang menarik bagi investor," katanya.