Bisnis.com, JAKARTA—PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp6,35 triliun pada 2020 yang akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan beberapa proyek tol perseroan.
Direktur Independen Citra Marga Nusaphala Persada Muhdhor Nurohman mengatakan penggunaan terbesar belanja modal 2020 berada di proyek tol Harbour Road 2 sepanjang 9,67 kilometer dengan perkiraan serapan capex senilai Rp4 triliun.
“Sisanya untuk penyelesaian tol Depok-Antasari dan tol Cisumdawu,” ujarnya dalam public expose di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Proyek tol Harbour Road 2 merupakan sambungan dari Jalan Tol Dalam Kota yang menjadi akses pendukung menuju wilayah Tanjung Priok, yang juga merupakan bagian dari jaringan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Rencananya pembangunan ruas tol ini akan dimulai pada awal atau kuartal II tahun depan.
Nilai investasi keseluruhan tol Harbour Road sekitar Rp13 triliun dan dikerjakan dalam jangka waktu 3 tahun. Muhdhor menyampaikan pembangunan proyek ini menggunakan skema contractor pre financing (CPF) atau turnkey.
Sementara itu, untuk proyek ruas tol Depok-Antasari dan Cisumdawu dana yang disiapkan berupa setoran modal pemegang saham dan pembiayaan bank berupa kredit investasi. Tol Depok-Antasari seksi I saat ini sudah beroperasi dan seksi II diperkirakan bisa digunakan pada Februari 2020. Untuk seksi III dan IV ditargetkan mulai beroperasi 2021.
Baca Juga
Emiten dengan kode saham CMNP ini juga bakal menggarap tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) seksi III, IV, V, dan VI dengan target operasi pada 2020 untuk seksi III dan 2022 untuk sisanya. Nilai investasi ruas tol ini sebesar Rp8,40 triliun.
Sepanjang 9 bulan 2019, CMNP membukukan pendapatan usaha senilai Rp2,39 triliun atau naik 8,14% secara tahunan dari Rp2,21 triliun. Laba bersih yang diraup perseroan senilai Rp511,97 miliar atau tumbuh 0,26% secara tahunan.
Hingga akhir tahun ini, Muhdhor menyampaikan perseroan memperkirakan realisasi pendapatan berkisar 98% dari target yang dicanangkan karena kenaikan tarif tol belum bisa dilaksanakan pada kuartal akhir 2019.
Sementara itu, untuk laba bersih diproyeksikan berada di angka Rp529 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan raihan akhir 2018 yang senilai Rp731 miliar.
Menurutnya, hal ini disebabkan dengan adanya utang baru yang memunculkan biaya bunga dari konsesi-konsesi baru dan amortisasi. Kendati demikian, EBITDA perseroan diperkirakan meningkat 4,20% secara tahunan menjadi Rp1,14 triliun dari Rp1,09 triliun.
Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) CMNP pada akhir tahun bakal berada di angka 1,04 dengan rasio lancar 2,04 kali. Adapun, margin operasional, margin EBITDA, dan margin laba bersih ditargetkan masing-masing sebesar 34%, 43%, dan 20% pada akhir 2019.