Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Barito Pacific Tbk. melaju kencang pada tahun ini. Alhasil, aset sang pemilik perusahaan petrokimia dan energi itu, yakni Prajogo Pangestu melonjak.
Forbes menempatkan Prajogo pada urutan ketiga daftar orang kaya ketiga di Indonesia pada 2019. Kekayaan bersihnya US$7,6 miliar per 2 Desember 2019, melonjak dari US$3 miliar pada tahun lalu.
Dengan begitu, kekayaannya bertambah US$4,6 miliar atau setara Rp64,52 triliun (asumsi kurs Rp14.025 per dolar AS). Merujuk situs Forbes, nilai kekayaan (real time net worth) Prajogo sudah menembus US$8,5 miliar per 11 Desember 2019.
Dalam rilis Forbes Asia dan Forbes Indonesia, kenaikan aset tersebut seiring dengan optimisme investor pada prospek perusahaan yang mengerek harga saham Barito Pacific.
Pria berusia 75 tahun itu, merupakan pemegang saham pengendali emiten bersandi saham BRPT tersebut. Di Barito, dia menggenggam kepemilikan 63,36 miliar saham atau 71,18% per November 2019.
Berdasarkan data statistik IDX per Selasa (10/12/2019), harga saham BRPT melesat 193,9% sepanjang tahun berjalan. Penguatan sahamnya menjadi penggerak indeks, setelah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Pada perdagangan Selasa (10/12/2019), saham BRPT ditutup pada level Rp1.405. Di level harga itu, nilai portofolio kepemilikan saham Prajogo di Barito senilai Rp89,01 triliun.
Baca Juga
Kenaikan harga saham tersebut membuat market cap BRPT menjadi Rp125 triliun, masuk dalam jajaran saham berkapitalisasi pasar paling besar di Bursa Efek Indonesia.
Selain BRPT, Prajogo juga mencatatkan kepemilikan saham di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) sebesar 14,78% dan PT Gozco Plantations Tbk. (GZCO) sebesar 7,84%.
TPIA merupakan entitas anak dari PT Barito Pacific Tbk. dengan kepemilikan 41,51% per 31 Oktober 2019, bergerak di bidang usaha industri petrokimia. Hingga akhir perdagangan Rabu (11/12/2019), saham TPIA sudah menguat 65,82% secara year-to-date.
Adapun GZCO bergerak di bidang usaha pengembangan, pengoperasian perkebunan, perdagangan dan pengolahan kelapa sawit dan minyak nabati (crude palm oil). Saham GZCO masuk dalam saham gocap.
Langkah Prajogo hijrah dari pengusaha kayu ke petrokimia dan energi agaknya sangat tepat. Akankah lonjakan harga saham BRPT dan TPIA membuat nilai pundi-pundi kekayaan Prajogo kian menumpuk pada tahun depan?