Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Perang Dagang Global Tekan Bursa Asia, IHSG Melemah

Pelemahan bursa Asia menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (3/12/2019).
Calon penumpang menunggu bus Transjkarta dengan latar belakang layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Wahyu Putro
Calon penumpang menunggu bus Transjkarta dengan latar belakang layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Wahyu Putro

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan bursa Asia menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (3/12/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,24 persen atau 14,5 poin ke level 6.115,55 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (2/12), indeks mengakhiri pergerakannya di level 6.130,05 dengan kenaikan tajam 1,97 persen atau 118,22 poin.

Pergerakan indeks mulai tergelincir ke zona merah dengan dibuka turun 0,17 persen atau 10,15 poin di posisi 6.119,9 pada Senin (3/12) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.107,64 - 6.148,37.

Tujuh dari sembilan sektor IHSG menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin tambang (-0,73 persen) dan pertanian (-0,66 persen). Adapun sektor industri dasar dan barang konsumen masing-masing naik 0,83 persen dan 0,21 persen.

Sebanyak 159 saham menguat, 201 saham melemah, dan 305 saham stagnan dari 665 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 0,70 persen dan 0,71 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada akhir sesi I.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,44 persen atau 2,38 poin ke level 538,98 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index turun 0,15 persen atau 1,04 poin ke posisi 679,49 pada akhir sesi I.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata ikut bergerak negatif. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing melemah 0,64 persen dan 0,48 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,42 persen.

Adapun indeks Shanghai Composite China turun 0,11 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,14 persen pada pukul 12.05 WIB.

Dilansir dari Reuters, bursa Asia melemah pada setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar dengan tarif terhadap impor dari Brasil dan Argentina, sehingga memunculkan kekhawatiran baru tentang ketegangan perdagangan global.

Melalui akun Twitter pada Senin (2/12), Trump mengatakan akan mengenakan tarif pada impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina, karena melihat "devaluasi besar-besaran mata uang” kedua negara tersebut.

Berlawanan dengan pernyataannya, Brasil dan Argentina telah berupaya memperkuat mata uang mereka masing-masing terhadap dolar AS.

Kabar ini menambah tekanan pada sentimen pasar setelah pemerintah China memberikan respons atas dukungan AS terhadap demonstran di Hong Kong sehingga mengancam prospek tercapainya kesepakatan dagang ‘fase satu’ yang dinanti-nantikan.

Pada Senin (2/12), China menyatakan bahwa kapal dan pesawat militer AS tidak akan diizinkan untuk mengunjungi Hong Kong, serta juga mengumumkan sanksi terhadap beberapa organisasi non-pemerintah AS.

“Pasar [tak hanya] sangat sensitif terhadap berita baik ataupun buruk tentang perselisihan AS-China, tetapi juga hubungan AS dengan negara-negara lain,” ujar Steven Daghlian, analis pasar di CommSec.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper