Bisnis.com, JAKARTA - Alibaba Group Holding Ltd. melonjak 7,7% dalam debutnya di Hong Kong, menutup penjualan saham yang paling ditunggu bersamaan dengan protes anti-pemerintah yang masih berlangsung.
CEO Alibaba Group Daniel Zhang membuka perayaan penjualan saham terbesar Hong Kong tahun ini.
Perusahaan itu mempersembahkan lukisan gaya China kepada bursa. Saham raksasa e-commerce China itu naik hingga 189,50 dolar Hong Kong, dibandingkan dengan harga penerbitan awal sebesar 176 dolar Hong Kong.
Dilansir melalui Bloomberg, korporasi paling berharga di Asia itu berhasil mengumpulkan dana sekitar US$11 miliar dalam penerbitan saham terbesar di pusat keuangan itu sejak 2010.
Ini merupakan sebuah kemenangan bagi bursa Hong Kong yang kehilangan banyak pemain penting dari sektor teknologi China yang cemerlang terhadap rivalnya di AS.
Debut besar-besaran salah satu perusahaan paling sukses di China ini menandakan kepercayaan atas masa depan Hong Kong bahkan ketika protes pro-demokrasi mengguncang kota.
Langkah Alibaba mempermudah investor dari daratan China untuk membeli dan menjual saham Alibaba, yang sebelumnya terdaftar di New York.
"Kami kembali. Sekarang kami terdaftar lagi di Hong Kong. Ini membayar penyesalan kami untuk 5 tahun yang lalu," ujar Zhang, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (26/11/2019).
Alibaba mengadakan penawaran umum perdana senilai US$25 miliar 5 tahun lalu di New York, memberikan pukulan bagi ambisi Hong Kong.
Melakukan listing lebih dekat dengan 'rumah' telah lama menjadi impian co-founder Alibaba, miliarder Jack Ma.
Secara lebih luas, perusahaannya telah berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan pada saat mesin ekonomi China sedang tergagap.
Seperti sesama raksasa internet Tencent Holdings Ltd., Alibaba menjelajahi pasar-pasar baru ketika China berselisih dengan AS dalam segala hal, mulai dari perdagangan dan teknologi hingga investasi.
Nama besar seperti Alibaba diharapkan dapat menarik investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan untuk Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd.
Upaya untuk mengajak Alibaba 'pulang' berasal dari para petinggi di pemerintahan, di mana Kepala Eksekutif Carrie Lam, secara langsung melobi Ma.
Keputusan perusahaan China itu untuk terus maju, meskipun meningkatnya kekerasan terkait aksi protes baru-baru ini, membuat para pejabat optimistis bahwa Hong Kong bermasalah masih memiliki masa depan sebagai pusat keuangan.
Penjualan saham Alibaba dapat menggoda unicorn teknologi China, seperti Didi Chuxing Inc. dan ByteDance Inc., untuk memilih bursa Hong Kong daripada AS jika mereka akhirnya go public.
Andrew Sullivan, seorang direktur di Pearl Bridge Partners, mengatakan Alibaba akan menggiring lebih banyak perusahaan untuk melakukan listing di Hong Kong.