Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dan dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (21/11/2019), saat rata-rata bursa saham di Asia melemah.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka turun 0,31 persen atau 19,34 poin di level 6.135,76 pada pukul 08.55 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (20/11), indeks berhasil mengakhiri pergerakannya di level 6.155,11 meskipun dengan kenaikan tipis 0,05 persen atau 3,02 poin, penguatan hari kedua.
Sementara itu, pergerakan rata-rata indeks saham di Asia terpantau meluncur cukup dalam di zona merah pada Kamis (21/11) pagi.
Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing melorot 1,52 persen dan 1,19 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,46 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan blue chip CSI 300 China masing-masing turun 0,62 persen dan 0,73 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong bahkan turun tajam hampir 2 persen pada pukul 08.58 WIB.
Baca Juga
Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, dominasi sentimen global diperkirakan akan menekan pegerakan IHSG pada perdagangan hari ini.
Pada akhir perdagangan Rabu (20/11), tiga indeks saham utama di bursa Wall Street AS melemah di tengah kekhawatiran bahwa kesepakatan perdagangan "fase pertama" antara AS dan China mungkin tidak akan terselesaikan tahun ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 113,74 poin atau 0,41 persen ke 27.820,28, sedangkan indeks S&P 500 melemah 11,79 poin atau 0,38 persen ke 3.108,39 dan Nasdaq Composite turun 43,93 poin atau 0,51 persen ke level 8.526,73.
“Pasar tertekan seiring ekspektasi penyelesaian tahap I trade deal AS-China tidak akan selesai tahun ini,” tulis Samuel Sekuritas, seperti dikutip dari publikasi riset hariannya.
Sementara itu, probabilitas Fed cut rate pada Desember 2019 turun menjadi 4,4 persen dari survey bulan Oktober 2019 yang sebesar 26,7 persen.
Dari dalam negeri, pasar juga menantikan rilis keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI terkait suku bunga BI 7DRRR Indonesia yang diperkirakan akan dipertahankan pada level 5 persen.
“Kami memperkirakan pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi tertekan seiring dengan sentimen negatif dari global dan minimnya sentimen dari pasar domestik,” sambungnya.
Senada, Valbury Sekuritas Indonesia berpendapat sentimen bagi pasar yang kembali didominasi faktor negatif, bisa menyulitkan IHSG untuk dapat melaju ke teritorial positif pada perdagangan saham hari ini.
Sentimen luar negeri menyoroti belum adanya tanda-tanda bahwa perundingan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China akan mencapai kesepakatan setelah Presiden AS Donald Trump menolak untuk menghapus bea masuk produk China.
Selain itu, Fitch menyebutkan outlook utang pemerintah global tetap stabil di tengah perlambatan ekonomi yang kian terasa. Menurut Fitch, kebijakan moneter yang longgar pada sepanjang semester II 2019 akan diikuti dengan stimulus fiskal pada tahun 2020.
Dari dalam negeri, analisis Valbury Sekuritas menyebutkan sejumlah sentimen yang menggerakkan IHSG hari ini yakni pengumuman keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).
BI diperkirakan akan menghentikan penurunan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) November 2019, sebagai antisipasi turunnya daya tarik instrumen keuangan dalam negeri yang dapat memicu pelebaran defisit transaksi berjalan.