Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan perdana diaspora bond ditargetkan dapat dilaksanakan pada awal 2020.
Diaspora bond merupakan surat utang negara (SUN) yang rencananya ditujukan pada investor WNI yang berdomisili di luar negeri atau WNA yang memiliki keturunan Indonesia.
Menurut Direktur Surat Utang Negara Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srianita Ginting, pihaknya telah selesai mengkaji usaha penerbitan surat utang ini.
Saat ini, Kementerian Keuangan tengah dalam tahap koordinasi dengan calon-calon mitra distribusi diaspora bond guna membahas strategi penerbitan.
"Masukan-masukan dari berbagai pihak telah kami tampung dan gunakan untuk memperbaiki rencana penerbitan [diaspora bond]. Nantinya kami akan menggunakan platform data ISBN," kata Loto saat ditemui di Jakarta pada Senin (21/10/2019).
Untuk mengatasi ketiadaan nomor induk kependudukan (NIK) pada masyarakat diaspora, Loto mengatakan pihaknya akan menggunakan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Neheri (KMILN) sebagai tanda pengenal bagi calon investor yang tertarik membeli.
"Kami sudah komunikasi dan kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri terkait pemakaian data KMILN sebagai SID [security identifier] untuk diaspora bond," ujar Loto.
Ia melanjutkan, rencana penerbitan diaspora bond tidak akan difokuskan pada salah satu negara sebagai bahan ujicoba. Sifat pembelian surat utang secara daring, menurutnya, memungkinkan setiap anggota diaspora dari seluruh negara untuk membelinya dengan mudah.
Dana yang didapat dari penerbitan surat utang ini rencananya akan digunakan sejalan dengan rencana pembangunan Presiden Joko Widodo yakni peningkatan sumber daya manusia. Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan dana dari penerbitan diaspora bond dapat digunakan pada sektor lain.
"Anggaran untuk SDM memang banyak, tetapi masih ada juga program prioritas seperti pengembangan infrastruktur lanjutan," imbuhnya.