Bisnis.com, JAKARTA -- Di saat saham-saham emiten berkapitalisasi jumbo sedang tertekan, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) justru sedang di atas angin. Bagaimana prospek saham emiten Grup Salim ini.
Berdasarkan data Bloomberg, saham ICBP mencetak return 16,75% sepanjang year-to-date hingga akhir perdagangan Kamis (3/10/2019). Hari ini, ICBP ditutup di level harga Rp12.200 per saham atau menyentuh level tertinggi sepanjang tahun berjalan 2019.
Kendati sudah naik dobel digit, kalangan analis memperkirakan harga saham produsen Indomie itu masih berpotensi untuk menanjak.
Dalam risetnya, analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya mempertahankan rekomendasi beli dan menaikkan target harga ICBP dari Rp11.800 menjadi Rp13.700 per saham.
Menurutnya, rekomendasi dan target harga tersebut telah mempertimbangkan performa perseroan yang kokoh dengan dukungan produk mi instan Indofood CBP yang diperkirakan memiliki pangsa pasar sebesar 72% hingga 75%.
Baca Juga
Produk anyar PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indomie.com
Pertimbangan lain yang mengokohkan rekomendasi dan target harga tersebut, yakni harga bahan baku yang stabil sehingga turut menegaskan stabilitas margin.
Terakhir, neraca perusahaan dengan posisi net cash menjadi indikator performa perusahaan.
Rendy pun menaikkan proyeksi laba bersih dan laba operasi ICBP pada 2019. Untuk laba bersih, ICBP diproyeksikan meraup Rp5,04 triliun atau naik dari proyeksi sebelumnya, yakni Rp4,73 triliun. Begitu juga dengan laba operasi perusahaan yang diproyeksi lebih tinggi, yakni dari Rp6,42 triliun menjadi Rp7,12 triliun.
“Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk ICBP dan menaikkan target harga ke Rp13.700 yang mengimplikasikan proyeksi harga per laba (price to earnings ratio/PER) 29,3 kali pada 2020,” katanya.
Kinerja saham ICBP per 3 Oktober 2019./Bloomberg
Kenaikan proyeksi harga ICBP juga dilakukan analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin.
Dalam risetnya, Mimi menyebut naiknya margin kotor perusahaan pada paruh pertama 2019 sebagai imbas harga bahan baku yang mendukung. Harga gandum pada 2019 tergolong lebih melunak dibandingkan dengan harga gandum pada 2018.
Menurutnya, kondisi tersebut akan bertahan hingga akhir tahun ini sehingga margin kotor perusahaan mencapai 33,9% pada tahun 2019 dan net profit margin sebesar 12%.
Selain itu, Mimi juga memproyeksikan pendapatan perusahaan pada 2019 tumbuh 13,5% menjadi Rp43,6 triliun dengan laba bersih Rp5,2 triliun atau tumbuh sebesar 14% secara tahunan.
Dengan ekspektasi kinerja itu, Mimi merekomendasikan beli ICBP dengan target harga lebih tinggi yakni dari Rp11.800 menjadi Rp13.300.
“Kami menaikkan target harga kami ke Rp13.300 dari Rp11.800 sebelumnya yang berasal dari penerapan PER 26 kali pada 2020,” katanya.
Berdasarkan konsensus analis yang dihimpun Bloomberg, target harga ICBP dalam 12 bulan ke depan ada di level Rp12.463 per saham.
Dari 30 analis yang mencermati ICBP, sebanyak 20 analis merekomendasikan beli, 9 analis merekomendasikan hold, dan 1 analis merekomendasikan jual.
Rekomendasi Analis Terhadap Saham ICBP | ||
---|---|---|
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (Rp/Saham) |
Samuel Sekuritas Indonesia | buy | 13.200 |
Mirae Asset Sekuritas Indonesia | trading buy | 13.300 |
Credit Suisse | outperform | 13.500 |
Danareksa | buy | 12.500 |
Indo Premier Securities | hold | 11.500 |
Panin Sekuritas | buy | 13.700 |
CIMB Sekuritas | add | 13.500 |
Bahana Securities | hold | 11.950 |
RHB Research | buy | 12.300 |
DBS Bank | hold | 11.600 |
Mega Capital Indonesia | buy | 12.600 |
BCA Sekuritas | hold | 12.000 |
Sumber: Bloomberg, per 3 Oktober 2019.