Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Merah, IHSG Bergerak Melemah di Awal Perdagangan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah dan melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (30/9/2019), sejalan dengan bursa saham Asia.
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah dan melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (30/9/2019), sejalan dengan bursa saham Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,51 persen atau 31,60 poin ke level 6.165,29 pada pukul 09.31 WIB dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (27/9), IHSG berakhir di level 6.196,89 dengan pelemahan 0,54 persen atau 33,44 poin.

Indeks mulai tergelincir ke zona merah saat dibuka dibuka turun 0,11 persen atau 6,52 poin di posisi 6.190,37. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.155,72-6.195,73.

Delapan dari sembilan sektor terpantau bergerak negatif, dipimpin oleh sektor industri dasar yang melemah 1,29 persen dan aneka industri yang turun 0,91 persen. Di sisi lain, sektor perdagangan terpantau menguat 0,06 persen.

Sebanyak 102 saham menguat, 172 saham melemah, dan 381 saham stagnan dari 655 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing melemah 1,07 persen dan 0,96 persen menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG.

MNC Sekuritas memperkirakan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) rentan terkoreksi pada perdagangan hari ini.

"Selama IHSG belum mampu menguat di atas 6.283, maka kami masih memperkirakan IHSG berpotensi terkoreksi ke level 5.900," tulis Tim Riset MNC Sekuritas lewat riset harian, Senin (30/9/2019).

Meskipun bisa menguat, IHSG diperkirakan menguji level 6.260 terlebih dahulu.

IHSG melemah sejalan dengan pergerakan bursa saham Asia lainnya, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing terpantau turun 0,83 persen dan 0,47 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite melemah 0,13 persen.

Pasar saham China akan diperdagangkan hanya pada hari Senin minggu ini sebelum liburan Hari Nasional China yang berlangsung hingga 7 Oktober.

Dilansir dari Reuters, bursa saham Asia melemah karena investor menunggu bagaimana pasar keuangan Cina akan bereaksi terhadap berita bahwa pemerintah AS mempertimbangkan untuk melakukan delisting perusahaan-perusahaan China dari bursa saham AS.

Aset berisiko terpukul di perdagangan AS pada hari Jumat setelah berita bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan taktik tekanan keuangan baru yang radikal di Beijing, termasuk kemungkinan menghapus perusahaan China dari bursa saham A.S.

Laporan itu menekan bursa saham China yang terdaftar di bursa AS, dengan Alibaba Group Holding jatuh 5,15 persen dan JD.com melemah 5,95 persen pada hari Jumat.

Delisting perusahaan-perusahaan China dari bursa saham AS adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk membatasi investasi AS di perusahaan-perusahaan China, ungkap dua sumber kepada Reuters.

"Sementara China mencatat surplus neraca berjalan dan merupakan kreditor bersih, perusahaan-perusahaan China adalah debitur bersih dan bergantung pada modal asing," ungkap Koji Fukaya, presiden Kantor Fukaya Consulting, seperti dikutip Reuters.

"Washington tampaknya berusaha membatasi kegiatan perusahaan-perusahaan China dengan menekan pendanaan mereka," katanya.

Namun, dengan pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina yang diperkirakan akan diadakan 10-11 Oktober, banyak pelaku pasar tetap berharap langkah-langkah drastis seperti itu di pasar modal dapat dihindari.

"Pada titik ini, pasar akan bersikap wait and see. Tentu saja kita harus bersiap terhadap tajuk berita yang lebih gila, tetapi minggu ini bisa sedikit lebih tenang mengingat liburan di China. Data ekonomi kemungkinan akan menjadi pendorong utama untuk pasar," kata Kyosuke Suzuki, direktur valas di Societe Generale.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper