Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Geopolitik Bebani Bursa Asia, IHSG Melemah Pada Akhir Sesi I

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (23/9/2019), di tengah pelemahan bursa Asia.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (23/9/2019), di tengah pelemahan mayoritas bursa saham di Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,29 persen atau 18,17 poin ke level 6.213,3 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,14 persen atau 8,67 poin di level 6.240,14.

Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.211,5 – 6.247,58. Adapun pada perdagangan Jumat (20/9), IHSG berakhir terkoreksi 0,21 persen atau 13 poin di level 6.231,47. 

Delapan dari sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin sektor industri dasar (-1,22 persen) dan properti (-1,15 persen). Satu-satunya sektor yang bergerak positif adalah infrastruktur yang naik 0,27 persen.

Sebanyak 150 saham menguat, 219 saham melemah, dan 285 saham stagnan dari 654 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 2,13 persen dan 1,41 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.

Bersama IHSG, mayoritas indeks saham lain di Asia melemah, di antaranya indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China yang masing-masing melorot 1,35 persen dan 1,54 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,85 persen dan indeks Kospi Korea Selatan turun tipis 0,07 persen.

Sebagian besar pasar saham di Asia melemah ketika investor menantikan kejelasan lebih lanjut tentang perundingan perdagangan AS-China. Pada saat yang sama, harga minyak naik lebih dari 1 persen seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Menurut sejumlah analis, sentimen investor rentan oleh aksi unjuk rasa di Hong Kong, ketegangan di Timur Tengah, dan kekhawatiran apakah Amerika Serikat dan China akan segera menandatangani kesepakatan perdagangan.

Perdagangan hari ini juga terkesan lebih sepi seiring dengan rendahnya volume karena libur nasional di Jepang.

Indeks Hang Seng memperpanjang penurunannya setelah aksi protes selama akhir pekan menyebabkan aktivis pro-demokrasi merusak stasiun kereta api dan pusat perbelanjaan, sedangkan Kospi melemah pascarilis data perdagangan yang mengecewakan.

“Ada kekhawatiran nyata tentang dampak pada negara-negara akibat perselisihan perdagangan,” ujar Michael McCarthy, pakar strategi di CMC Markets.

“Pasar mungkin berpikiran bahwa ini akan menjadi negosiasi yang panjang. Dan semakin lama ini bertahan semakin besar dampaknya secara ekonomi,” tambahnya.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,55 persen atau 2,97 poin ke level 539,7 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melemah 0,26 persen atau 1,79 poin ke posisi 693,24 pada akhir sesi I.

Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah 28 poin atau 0,20 persen ke level Rp14.083 per dolar AS pukul 11.44 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level 14.069-14.083.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper