Bisnis.com, JAKARTA – Jaringan supermarket terbesar Malaysia Mydin telah menghapus produk berlabel bebas minyak sawit (palm oil free) dari toko-tokonya, sebagai bagian dari kampanye melindungi citra komoditas itu di dalam dan luar negeri.
Ameer Ali Mydin, Direktur Pelaksana Mydin Mohamed Holdings Bhd mengatakan, toko-tokonya sudah menghapus semua produk anti-sawit pada Rabu (4/9/2019). Menurutnya, langkah ini untuk menyampaikan pentingnya minyak kelapa sawit bagi perekonomian Malaysia.
“Kami harus mendukung minyak sawit tetapi juga harus memastikan [untuk melawan] pesan-pesan terselubung [citra negatif sawit] yang memberi tahu pelanggan agar tidak mengambil minyak sawit,” katanya kepada awak media seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/9/2019).
Menurut Ameer, dengan memberi label produk bebas sawit, menunjukkan sebuah pesan bahwa minyak sawit buruk bagi konsumen. Dia menambahkan, produk-produk anti-kelapa sawit di jaringan tokonya merupakan produk impor. Namun, Ameer menolak untuk memberikan angka.
Teresa Kok, Menteri Industri Primer Malaysia, menyambut upaya Mydin tersebut. Kok mengatakan, pihaknya berharap supermarket dan toko lain di negara ini akan mengikuti langkah Mydin.
Pada Juli lalu, pemerintah Malaysia menjanjikan tindakan terhadap sekolah internasional karena menyebarkan propaganda anti-kelapa sawit.
Baca Juga
Indonesia, produsen minyak kelapa sawit top dunia, bulan lalu menyerukan kepada beberapa pengecer di ibu kota Jakarta untuk menghapus produk makanan dengan label bebas minyak kelapa sawit dari toko-toko mereka.
Minyak kelapa sawit digunakan dalam memasak dan dalam barang-barang seperti sabun dan sampo, makanan ringan, pizza, roti dan biodiesel. Makanan-makanan tersebut menyumbang hampir 70% dari konsumsi global minyak kelapa sawit.
Uni Eropa tahun ini mengeluarkan tindakan untuk menghapus minyak kelapa sawit dari bahan bakar terbarukan pada 2030 karena kekhawatiran deforestasi.
Malaysia, yang bersama-sama dengan tetangganya, Indonesia menghasilkan sekitar 85% dari kelapa sawit dunia. Malaysia juga telah menggandeng konsultan komunikasi internasional dan lobi agresif untuk melindungi reputasi ekspor utamanya tersebut.