Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa kesehatan PT Medikaloka Hermina Tbk. menargetkan dapat membukukan pendapatan sebesar Rp3,6 triliun dan laba sebesar Rp320 miliar pada akhir tahun.
Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategi Medikaloka Hermin Aristo Setiawijaja mengatakan perseroan tahun ini menargetkan dapat meraih pendapatan sebesar Rp3,6 triliun sepanjang 2019. Adapun sampai dengan semester I/2019 perseroan telah membukukan pendapatan sebanyak Rp1,79 triliun.
Sebagai informasi, emiten berkode saham HEAL itu mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,06 triliun dan laba bersih sebesar Rp191 miliar pada 2018. Perseroan juga mencatatkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp644,5 miliar.
Artinya, pada tahun ini, Hermina membidik target pertumbuhan pendapatan 17,64 persen, sedangkan kenaikan bottom line ditargetkan mencapai 67,53 persen dibandingkan dengan capaian pada 2018.
“Kami masih tetapkan target Rp3,6 triliun belum ada revisi target. Strategi khusus kami harus tingkatkan dari segi kualitas, cakupan bisnis dan servis. Dulu kami dikenal sebagai RS ibu dan anak tapi sekarang pendapatan dari segmen itu tidak sampai setengahnya. Itu harus kami tingkatkan dan juga jumlah tempat tidur,” sebutnya pada Senin (19/8/2019).
Aristo masih optimistis target tersebut dapat tercapai sebab ada pergeseran tren kelas menengah yang mulai mengakses layanan kesehatan. Selain itu juga ada bonus demografi di mana jumlah kelas menengah semakin bertambah.
Baca Juga
Sebagai contoh, lanjutnya, HEAL kerap disokong oleh segmen jasa kesehatan nasional (JKN) dalam kurun waktu 2014-2017. Tapi sejak 2018 sampai sekarang porsi tersebut digeser oleh pasien umum dengan kontribusi 53 persen atas pendapatan HEAL.
“Permintaan healthcare di Inodnesia sangat tinggi dan sudah tidak bergantung pada demam berdarah [atau JKN]. Jumlah kamar di Indonesia hanya ada 326.000 sedangkan anjuran dari Bank Dunia 500.000 kamar, jadi peluang masih terbuka lebar [belum jenuh],” katanya.
Lebih lanjut, Aristo menyebut ada katalis positif yang mendukung target perseroan dengan rencana pemerintah menaikkan premi untuk JKN kelas premium. Sejauh ini memang masih dalam tahap perundingan, tetapi jika itu berhasil perseroan akan diuntungkan.