Bisnis.com, JAKARTA - PT Merck Tbk. memastikan kisruh yang terjadi di Hong Kong tidak mengganggu rencana perseroan melakukan perluasan pasar ke negara tersebut.
Direktur Plant Merck Arryo Aritrixso Wachjuwidajat mengatakan perseroan tidak melakukan perubahan atas rencana perseroan menargetkan Hong Kong sebagai pasar baru.
Perusahaan farmasi itu tengah menjajaki negara-negara di Asia Tenggara dan Asia kecuali China, sebagai target pasar baru. Penetrasi pasar itu seiring dengan rencana peningkatan produksi obat-obatan resep (biopharma) di pabrik Pasar Rebo.
Pada akhir 2018, emiten dengan kode saham MERK ini telah menyelesaikan proyek renovasi fase IV di Pabrik Pasar Rebo pada akhir 2018.
Dengan demikian, kapasitas produksi di pabrik Pasar Rebo dari semula 660 juta tablet dan kapsul per tahun menjadi 1,6 miliar tablet dan kapsul per tahun. Sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi, perseroan bakal menambah pasar baru.
"Sampai dengan saat ini tidak ada perubahan atas rencana menargetkan Hong Kong sebagai pasar baru perseroan," katanya melalui surat elektronik kepada Bisnis.com, Kamis (15/8/2019).
Baca Juga
Lebih lanjut, perseroan tidak memasang target realisasi penjualan ekspor ke pasar baru. Sebab, rencana ini membutuhkan proses pendaftaran produk di negara tersebut.
"Realisasi pasar baru termasuk di Hong Kong tergantung kelancaran proses pendaftaran produk dan regulasi di negara tersebut," imbuhnya.
Sebagai informasi, produk biopharma menjadi penopang terhadap pendapatan perseroan hingga 82,24% pada semester I/2019, setelah perseroan melepas divisi consumer health pada akhir tahun lalu. Adapun, penjualan ekspor berkontribusi 2,84% terhadap pendapatan perseroan pada periode tersebut.
MERK membukukan pendapatan operasi yang dilanjutkan Rp316,79 miliar pada semester I/2019, naik 7,22% dibandingkan dengan semester I/2018 Rp295,45 miliar. Namun, laba dari operasi yang dilanjutkan senilai Rp6,12 miliar pada periode itu, turun 79,76% secara tahunan.
Sebelumnya, Direktur Biopharma Merck Evie Yulin memperkirakan penjualan ekspor ke Asia Tenggara mulai berjalan pada awal 2021. Perseroan menargetkan proses transfer teknologi dari induk usaha, Merck Holding GmbH Jermena, dan pendaftaran merek produk dapat selesai selama rentang 2019-2020.
Produk yang bakal didaftarkan yakni produk hipertensi dan diabetes. Perseroan optimistis perluasan pasar ini bakal mendorong penjualan ekspor yang saat ini kontribusinya masih minim.
"Asia Tenggara adalah pasar baru. Kami memang ada ekspor di beberapa negara di Asia Tenggara, tetapi belum semuanya dan produknya masih sangat terbatas," katanya pada pertengahan Juli kemarin.