Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Domestik dan Eksternal Tekan Pergerakan IHSG pada 5-9 Agustus 2019

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sepanjang perdagangan 5 – 9 Agustus 2019 IHSG telah melemah hingga 0,92 persen ke level 6.282,13, dengan rentang pergerakan 6.119,47 - 6.282,13.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan kinerja negatif sepanjang pekan lalu, di tengah gempuran sentimen negatif dari dalam dan luar negeri.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sepanjang perdagangan 5 – 9 Agustus 2019 IHSG telah melemah hingga 0,92 persen ke level 6.282,13, dengan rentang pergerakan 6.119,47 - 6.282,13.

Investor asing juga lebih banyak melakukan aksi jual, yaitu mencapai Rp13,7 triliun, sedangkan aksi beli mencapai Rp10,63 triliun.

Nilai kapitalisasi pasar IHSG juga tercatat turun 0,91 dari Rp7.271,27 pada penutupan, Jumat (2/8) menjadi Rp7.205,00 pada akhir perdagangan Jumat (9/8).

Enam sektor tercatat melemah dan menjadi penekan pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu, di antaranya sektor finansial yang melemah 1,88 persen, aneka industri yang turun 3,09 persen, dan sektor perdagangan dengan pelemahan 1,35 persen.

Di sisi lain, tiga sektor masih mencatat kenaikan, di antaranya sektor pertanian yang naik 2,58 persen, sedangkan sektor industri dasar naik 1,02 persen.

Sementara itu, volume perdagangan saham sepanjang pekan lalu tercatat mencapai 75,71 miliar lembar saham dengan nilai Rp43,14 triliun.

Volume ini cenderung lebih rendah dibandingkan dengan perdagangan pekan sebelumnya (29 Juli-2 Agustus 2019) yang mencapai mencapai 80,11 miliar lembar saham dengan nilai Rp45,86 triliun.

Sejumlah faktor dari dalam dan luar negeri menjadi penekan pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengungkapkan data defisit neraca berjalan yang lebih tinggi dari perkiraan menjadi salah satu penekan pergerakan IHSG pekan lalu.

Dari eksternal, ketegangan hubungan dagang antara AS dan China yang menekan sejumlah indeks secara global mulai diimbangi oleh sentimen positif dari Wall Street. Adapun, AS menunda keputusan perizinan bagi perusahaan AS untuk memulai kebijakan bisnis dengan Huawei Technologies.

Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana menjelaskan, selain akibat sentimen global, tekanan IHSG pada awal pekan ini terjadi karena sentimen kinerja emiten kuartal II/2019 yang tak memuaskan.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 juga berhasil membukukan kinerja negatif dengan pelemahan 1,35 persen ke level 553,82 pekan lalu. Adapun Jakarta Islamic Index melemah 0,22 persen pekan lalu.

 

Kinerja IHSG secara mingguan
PeriodePerubahanPersen

5-9 Agustus

6.282,13

-0,92

29 Juli- 2 Agustus

6.340,18

+0,24

22-26 Juli

6.325,24

-2,03

15-19 Juli

6.456,54

+1,31

8-12 Juli

6.373,34

(0)

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper