Bisnis.com, JAKARTA — Reksa dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dapat diperdagangkan du bursa efek atau ETF, semakin berkembang.
Karena bisa ditransaksikan di bursa efek, inilah yang membedakan ETF dengan produk reksa dana lainnya yang harga Nilai Aktiva Bersih (NAB) baru bisa diketahui sehari setelah penutupan bursa.
Hal lain yang membedakan ETF dengan reksa dana konvensional yakni proses transaksi menggunakan mekanisme transaksi saham melalui Anggota Bursa (Perusahaan Sekuritas), sementara itu reksa dana biasa, transaksi jual belinya dilakukan melalui Manajer Investasi atau agen penjual reksa dana.
“Pasar ETF di Indonesia berkembang cukup pesat dikarenakan ETF memiliki beberapa keunggulan. Pertama, sebagai reksa dana, tentunya adalah diversifikasi portofolio, sehingga investasi investor akan secara otomatis disebar ke dalam beberapa saham untuk optimalisasi hasil investasi dan meminimalisir risiko,” ujar Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM), Marsangap P. Tamba dalam keterangan resminya dikutip Selasa (30/7/2019).
Selain itu, kata Marsangap ETF memiliki fleksibilitas waktu transaksi, di mana dapat memanfaatkan momentum (market timing) untuk melakukan jual atau beli selama jam perdagangan bursa sehingga mendapatkan harga terbaik.
Hal lain yang membuat pasar ETF kian menarik adalah transparansi portofolio, di mana investor dapat mengetahui seluruh saham-saham yang terdapat dalam portofolio ETF beserta dengan komposisinya.
Terkait dengan produk reksa dana ETF, dia menuturkan saat ini DIM memiliki satu produk Danareksa ETF Indonesia Top 40.
Sesuai dengan namanya, portofolio ETF ini berinvestasi pada 40 saham unggulan yang memiliki fundamental keuangan yang solid, kapitalisasi pasar yang besar dan tingkat likuiditas yang tinggi.
Selama 1 tahun terakhir, mengutip data infovesta, Danareksa ETF Indonesia Top 40 berhasil mencetak kinerja 13,48% (per 18 Juli 2019).
Kinerja itu mengalahkan Indeks LQ45 yang tumbuh 10,63% dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencetak pertumbuhan 8,70%.
“Kinerja yang outperform dari Danareksa ETF Indonesia Top 40 ini merupakan bukti nyata atas konsistensi dan disiplin kami dalam menerapkan strategi investasi yang mengkombinasikan pendekatan fundamental dan semi kuantitatif dalam memilih saham di produk ini,” katanya.
Dia optimistis Danareksa ETF Indonesia Top 40 dapat menjadi solusi investasi bagi investor yang memiliki tujuan investasi untuk meraih hasil optimal dalam jangka panjang.
Pengelolaan produk Danareksa ETF Indonesia Top 40 didukung oleh mitra yang sudah berpengalaman dalam pengelolaan ETF yakni PT Indo Premier Sekuritas sebagai dealer partisipan dan PT Bank Central Asia Tbk. sebagai bank kustodian.
“Dengan potensi pasar ETF yang masih cukup besar, ke depannya tidak menutup kemungkinan DIM akan kembali meluncurkan produk ETF.”