Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keputusan The Fed Akan Pengaruhi Laju IHSG Pekan Ini

Sejumlah analis menilai perkembangan eksternal akan lebih mendominasi kekuatan indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini, kendati dari domestik ada sentimen rilis data kinerja emiten.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis menilai perkembangan eksternal akan lebih mendominasi kekuatan indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini, kendati dari domestik ada sentimen rilis data kinerja emiten.

Adapun, investor akan mencermati pernyataan moneter dari Bank Sentral Jepang (BOJ) pada Selasa (30/7/2019) dan keputusan suku bunga dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) pada Kamis (1/8/2019).

Sementara itu, perkembangan perang dagang AS--China juga tak bakal luput dari perhatian yang mana kedua belah pihak bakal melanjutkan perundingan pada 30--31 Juli 2019 di China.

Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menjelaskan, IHSG akan bergerak menguat terbatas sepanjang pekan ini didorong oleh sentimen domestik maupun eskternal.

"Dominannya mugkin lebih dari eksternal. Dari eskternal bukan hanya suku bunga AS, tapi ada kebijakan moneter Jepang dan kebijakan Bank Sentral Inggris [BOE]," kata Wisnu kepada Bisnis, Minggu (28/7/2019).

Wisnu menjelaskan, dari domestik, rilis laporan keuangan emiten kuartal II/2019 tak akan mampu mengangkat performa indeks secara signifikan.

Pasalnya, kinerja perusahaan tercatat selama periode Januari--Juni 2019 tersebut tampil lebih rendah ketimbang pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.

"Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya , ada penurunan kinerja di semester I/2019 ini terutama yang perbankan," imbuh Wisnu.

Dirinya pun masih memfavoritkan saham sektor konsumer untuk dapat dicermati investor seperti MYOR, ROTI, SIDO, dan UNVR.

Sementara untuk saham perbankan, Wisnu menilai BBNI masih berpeluang turun lagi sebelum dapat buy on weakness.

Sementara dari eksternal, Wisnu menilai pemangkasan suku bunga The Fed yang hanya sebesar 25 bps juga tak akan mampu menguatkan IHSG secara signifikan.

"Dilihat dari perkembangan terakhir, kisaran penurunannya 25 bps. Padahal ekspektasi pelaku pasarnya sekitar 50--10 bps," imbuh Wisnu.

Menurutnya, investor tidak akan begitu puas dengan pemangkasan suku bunga tersebut kendati tetap dapat mendorong penguatan indeks.

Adapun, The Fed dinilai masih belum memiliki cukup ruang untuk menurunkan suku bunga secara agresif karena rilis data ekonomi maupun kinerja emiten di Negeri Paman Sam masih positif.

Pada akhir pekan lalu, bursa saham di Asia pun mayoritas melemah karena investor mulai wait and see menanti keputusan The Fed tersebut.

Indeks saham Jepang yaitu indeks Nikkei turun -0,45%, indeks TOPIX melemah -0,40% dan indeks dari China indeks HangSeng terdepresiasi 0,69%.

Begitu pula IHSG ditutup melemah 1,19% ke level 6.325 pada akhir oerdagangan Jumat (26/7/2019).

Senada, Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe menjelaskan, investor memang lebih fokus menantikan keputusan Bank Sentral AS (Federal Reserve) terkait pemangkasan suku bunga.

"Sepertinya The Fed yang akan lebih dominan [menggerakkan IHSG]," kata Kiswoyo sambil menambahkan bahwa sentimen ini akan mempengaruhi investasi asing ke dalam negeri.

Kiswoyo memperkirakan The Fed juga berpeluang menurunkan suku bunga sebesar 0,25% yang akan cukup membawa aliran modal asing masuk ke pasar modal Tanah Air. Pasalnya, investor asing akan lebih percaya diri dengan Indonesia yang memberikan imbal hasim lebih tinggi.

Namun, pengaruh masuknya modal asing tersebut ke IHSG dinilai bakal bertahap sesuai dengan laju masuknya inflow. "Investor asing kan masuknya tidak langsung besar, bertahap juga," imbuh Kiswoyo.

Kiswoyo memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisatan 6.250--6.500 pada pekan ini dengan saham-saham a.l. ENVY, ZINC, HMSP, BBNI, dan UNVR untuk dapat dicermati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper