Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Lesu, Harga Batu Bara Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Agustus 2019 ditutup turun 0,59 persen atau 0,45 poin di level US$75,5 per metrik ton dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa Newcastle kembali tertekan dan ditutup melemah pada awal perdagangan pekan ini, Senin (22/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Agustus 2019 ditutup turun 0,59 persen atau 0,45 poin di level US$75,5 per metrik ton dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Adapun pada perdagangan Jumat (19/7/2019), harga batu bara kontrak Agustus mampu rebound dan ditutup menguat 1,27 persen atau 0,95 poin di level 75,95 per metrik ton.

Sementara itu di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Oktober 2019 juga ditutup melemah 0,39 persen atau 0,25 poin ke level US$63,90 per metrik ton pada perdagangan Senin.

Dilansir Bloomberg, harga batu bara melemah menyusul tingginya persediaan di China yang memicu penurunan permintaan.

China CoalTransport & Distribution Association menyatakan bahwa enam pembangkit listrik utama di pesisir China masih memiliki cadangan batu bara yang cukup banyak, sehingga menurunkan permintaan.

Berbanding terbalik dengan harga batu bara, hrga minyak mentah berakhir menguat pada perdagangan Senin, ketika sentimen perebutan kapal tanker minyak Inggris oleh Iran memicu kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 bertambah 59 sen atau 1,1 persen dan ditutup di level US$56,22 per barel di New York Mercantile Exchange, kenaikan terbesar sejak 10 Juli.

Minyak WTI untuk kontrak yang lebih aktif September berakhir menguat 46 sen di level US$56,22 per barel.

Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2019 berakhir menanjak 79 sen di level US$63,26 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$7,04 untuk bulan yang sama.

Meski berakhir di posisi lebih tinggi, penguatan harga minyak sempat tergerus. Inggris menuntut pembebasan kapal tanker Stena Impero, yang direbut oleh Garda Revolusi Iran di Selat Hormuz pada Jumat (19/7/2019). Tapi Menteri Pertahanan Inggris Tobias Ellwood mengatakan ingin mengurangi eskalasi situasi ini.

"Tampaknya ini adalah situasi di mana tidak ada pihak yang mencoba memaksakan solusi militer untuk ketegangan ini,” ujar Bob Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA.

“Jadi dalam situasi seperti ini, berita tentang konflik menyebabkan pasar untuk rally kuat dan kemudian turun kembali,” tambahnya.

Minyak mentah acuan AS menanjak pada perdagangan Jumat (19/7) setelah kabar penyitaan tanker itu menyoroti risiko aliran minyak mentah.

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Agustus 2019 di bursa Newcastle
TanggalUS$/MT

22 Juli

75,50

(-0,59 persen)

19 Juli

75,95

(+1,27 persen)

18 Juli

75,00

(-0,27 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper