Bisnis.com, JAKARTA—Para manajer investasi optimistis tren pembelian atau subscription reksa dana bakal meningkat hingga akhir tahun ditopang oleh kembalinya keyakinan investor dan penerbitan beberapa produk baru.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan bahwa para investor telah banyak yang melakukan redemption selama semester I/2019 untuk merealisasikan keuntungan.
"Pada awal 2019, IHSG mengalami kenaikan dan sempat turun pada Mei, kemudian rebound lagi pada Juni. Sehingga dimanfaatkan nasabah untuk melakukan realisasi keuntungan," ujar Rudiyanto kepada Bisnis.com, Rabu (3/7/2019) malam.
Adapun, kondisi pasar pada awal tahun ini cenderung bervolatilitas tinggi di mana IHSG sempat terjerembab 5,93% secara year-to-date ke level 5.826 pada 17 Mei 2019.
Namun demikian, menutup semester I/2019, indeks kembali menguat 2,65% ke level 6.358. Kala itu memang kinerja indeks terpukul oleh sentimen negatif dari memanasnya tensi dagang antara AS dan China serta adanya sinyal The Fed yang tidak jadi menurunkan suku bunga.
Selain itu, kata Rudiyanto, turunnya net subscription reksa dana sepanjang paruh pertama tahun ini juga disebabkan oleh penerbitan reksa dana terproteksi yang tidak sebanyak pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Dengan demikian, diharapkan peluncuran produk baru pada paruh kedua tahun ini seiring dengan membaiknya kinerja IHSG dapat mengembalikan selera investor untuk memburu produk reksa dana.
Panin Asset Management pun tengah dalam proses penerbitan 2 produk reksa dana terproteksi, selain juga akan menerbitkan 1 produk reksa dana pendapatan tetap, 1 produk reksa dana pasar uang, dan 1 produk reksa dana indeks.
Presiden Direktur PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menambahkan, subscription reksa dana pada semester II/2019 bisa lebih ada pertumbuhan "Faktor pemilihan umum pada Mei juga menjadi alasan investor cenderung wait and see dan juga banyak redemption juga pada Mei," kata Guntur.
Menurutnya, apabila ada sentimen positif yang kuat baik dari segi ekonomi global dan juga kepastian politik dalam negeri, kedepannya investor akan mulai masuk ke pasar modal lagi.
Adapun, dengan kecenderungan suku bunga AS akan turun, posisi Indonesia di emerging market pun menjadi sangat menarik karena yield di indonesia masih sangat bagus dan ditambah lagi investment grade rating yang juga membaik.
"Pasar modal Indonesia berpotensi untuk mendapatkan extra inflow dari investor global," pungkasnya.