Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meningkat, Bursa Asia Menguat

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,4 persen, sementara indeks Nikkei 225 dan Topix menguat masing-masing 0,3 persen dan 0,65 persen. Adapun indeks Kospi ditutup menguat 0,61 persen.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Kamis (4/7/2019), mengikuti kenaikan kuat di Wall Street karena data ekonomi yang lemah di AS mendukung prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve bulan ini.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,4 persen, sementara indeks Nikkei 225 dan Topix menguat masing-masing 0,3 persen dan 0,65 persen. Adapun indeks Kospi ditutup menguat 0,61 persen.

Di sisi lain, indeks Shanghai Composite melemah 0,33 persen dan indeks CSI 300 turun 0,52 persen. Adapun indeks Hang Seng melemah 0,21 persen.

Di Wall Street, yang ditutup pada tengah hari pada hari Rabu untuk malam Hari Kemerdekaan, ketiga indeks saham utama berakhir pada rekor penutupan tertinggi karena tumbuhnya ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed.

Sebuah laporan oleh ADP menunjukkan perusahaan-perusahaan AS menambah pekerjaan pada Juni, tetapi lebih sedikit dari perkiraan para analis, sehingga meningkatkan kekhawatiran pasar tenaga kerja yang melemah.

"Saham dan obligasi menguat bersama karena pasar bertaruh pada penurunan suku bunga di Bank Sentral Eropa dan Federal Reserve AS," kata Noriko Miyoshi, kepala pendapatan tetap di Simplex Asset Management, seperti dikutip Reuters.

"Kecepatannya terlihat terlalu cepat. Investor di seluruh dunia bergegas untuk mengambil bagian dalam permainan perburuan imbal hasil," katanya.

Obligasi pemerintah global menguat semalam. Yield Treasury AS bertenor 10 tahun jatuh ke 1,939 persen, level terakhir terendah setelah pemilihan Donald Trump sebagai presiden pada November 2016.

Sebagian besar imbal hasil obligasi 10 tahun zona euro meluncur ke rekor terendah pada hari Rabu karena investor bertaruh sikap dovish ECB akan terus berlanjut, sementara imbal hasil Bund Jerman bertenor 10 tahun jatuh ke minus 0,399% persen.

Nominasi pemimpin Uni Eropa untuk Christine Lagarde, kepala Dana Moneter Internasional, untuk menggantikan Mario Draghi sebagai presiden ECB memperkuat harapan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut jika diperlukan.

Fokus pasar sekarang adalah pada data non-farm payrolls AS di bulan Juni, yang diperkirakan oleh meningkat sebesar 160.000, dibandingkan dengan 75.000 pada bulan Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper