Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Properti Menggeliat, Ini Saham Emiten Konstruksi Swasta Pilihan Analis

Sejumlah saham emiten konstruksi dari sektor swasta masih menjadi pilihan para analis sejalan potensi menggeliatnya sektor properti serta valuasi saham yang masih menarik.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham emiten konstruksi dari sektor swasta masih menjadi pilihan para analis sejalan potensi menggeliatnya sektor properti serta valuasi saham yang masih menarik.

Dalam pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, disebut bahwa pemerintah akan memangkas tarif pajak penghasilan (PPh) 22 bagi hunian mewah dari 5% menjadi 1%. Rencana itu sejalan dengan upaya otoritas untuk memacu laju sektor properti yang kontribusinya ke produk domestik bruto relatif stagnan.

Langkah pemerintah itu mendapatkan respons positif dari pelaku pasar. Indeks properti, real estate, dan konstruksi bergerak menuju level 492,62 atau naik 4,41% sepanjang pekan lalu. Sampai dengan penutupan perdagangan, Jumat (23/6/2019), indeks itu juga telah naik 10,02% untuk periode berjalan 2019.

Frankie Wijoyo Prasetio, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan memproyeksikan tahun ini akan lebih baik untuk kontraktor swasta. Pasalnya, pemerintah akan mulai banyak memberikan insentif ke dunia usaha untuk menggairahkan sektor bisnis, khususnya properti. “Jika properti bergairah, maka demand untuk kontraktor swasta juga akan meningkat,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (24/6/2019).

Dia masih merekomendasikan saham TOTL dan ACST. Target harga untuk masing-masing emiten berada di level Rp720 dan Rp1.800.

Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial  menilai masih berat untuk emiten konstruksi swasta untuk berkompetisi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah hampir dapat dipastikan mendapatkan proyek infrastruktur pemerintah. “Kecuali kalau pemerintah terbuka dengan konstruksi swasta dalam hal proyek infrastruktur yang bersifat public private partnership,” jelasnya.

Dari sisi valuasi, lanjut dia, saham ACST paling menarik. Entitas anak PT United Tractors Tbk. itu memiliki valuasi yang lebih murah dibanding beberapa emiten kontraktor swasta lainnya.

Secara historis, Janson menyebut earnings growth ACST culup baik. Selain itu, perseroan juga terbantu dari sisi finansial karena parent company Grup Astra.

“Jadi dalam hal borrowing cost [komponen penting dalam financing proyek oroyek infrastruktur yang bersifat jangka panjang] lebih murah dibanding emiten konstruksi swasta lainnya,” ujarnya.

Dia menjadikan saham ACST sebagai top picks di sektor emiten konstruksi swasta. Pihaknya merekomendasikan beli dengan target harga di level Rp1.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper