Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (20/6/2019), setelah Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup berbalik melemah 0,06 persen atau 3,56 poin ke level 6.335,70 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (19/6), IHSG ditutup naik tajam 1,31 persen atau 81,93 poin di level 6.339,26.
Sebelum berbalik melemah indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,11 persen atau 6,75 poin di level 6.346,01 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.311,25-6.357,46.
Lima dari sembilan sektor menetap di zona merah, didorong oleh sektor sektor konsumer yang melemah 0,82 persen, disusul sektor aneka industry yang turun 0,81 persen.
Di sisi lain, empat sektor menguat dan menahan penurunan IHSG lebih lanjut, dipimpin oleh sektor industri dasar yang menguat 1,48 persen.
Sebanyak 214 saham menguat, 197 saham melemah, dan 225 saham stagnan dari 635 saham yang diperdagangkan.
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing melemah 2,68 persen dan 1,46 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG hari ini.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah ditutup menguat 87 poin atau 0,61 persen ke level RP14.183 per dolar AS, setelah diperdagangkan pada kisaran Rp14.183 – Rp14.250 per dolar AS.
IHSG melemah di saat Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, BI 7 Day Reverse Repo Rate, tetap sebesar 6 persen.
Dengan demikian, suku bunga deposit facility turun menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility menjadi 6,75 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan pihaknya akan melihat kondisi keuangan global dan kondisi stabilitas eksternal dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga. Dia mengklaim bank sentral telah melakukan kebijakan moneter yang akomodatif sejak beberapa bulan lalu.
"Dengan pantauan sebulan, salah satu kebijakan moneter yang akomodatif dapat berupa penambahan likuiditas melalui operasi moneter untuk menambah dan memastikan kecukupan likuditas," ungkap Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/9/2019).
Di sisi lain, pergerakan bursa saham Asia cenderung menguat, dengan Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,92 persen, dipimpin oleh kenaikan di China. Indeks Shanghai Composite ditutup menguat 2,38 persen, sedangkan indeks CSI 300 ditutup naik 3,03 persen.
Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masign ditutp menguat 0,3 persen dan 0,6 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 1,24 persen. Adapun indeks Kospi Korea Selatan naik 0,31 persen.
Sentimen reli saham datang dari sejumlah bank sentral di Asia dan Eropa yang dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan kebijakan, dengan sebagian besar diperkirakan akan bergerak menuju pelonggaran moneter.
Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter pada hari Kamis dan lebih memilih untuk menyimpan amunisinya yang semakin berkurang, tetapi spekulasi meningkat bahwa BOJ akan semakin melonggarkan sikap ultra-longgarnya akhir tahun ini.
"Ketika kebijakan Fed berubah, bank-bank sentral di banyak negara lain akan menghadapi tekanan, termasuk yang dari pasar, untuk melonggarkan kebijakan mereka," kata Hiroshi Yokotani, analis portofolio di State Street Global Advisors, seperti dikutip Reuters.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ditutup melemah 0,44 persen atau 2,45 poin di level 558,03 hari ini, setelah dibuka dengan penguatan 0,11 persen atau 0,6 poin di level 561,09.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
HMSP | -2,68 |
TLKM | -1,46 |
BBCA | -0,51 |
INTP | -4,06 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
INKP | +21,10 |
TKIM | +14,90 |
BBRI | +0,47 |
POLL | +18,59 |
Sumber: Bloomberg