Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Melemah di Hari ke-5, Masih Terseret Kekhawatiran Ekonomi

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange ditutup melemah 90 poin atau 0,76 persen di level 11.805 yuan per ton dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Warga menyadap getah karet di Desa Balai Rajo, VII Koto Ilir, Tebo, Jambi, Selasa (23/4/2019). Harga jual getah di pasar lelang karet desa setempat naik dari Rp.8.500 per kilogram pada bulan lalu menjadi Rp.9.600 dalam beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Warga menyadap getah karet di Desa Balai Rajo, VII Koto Ilir, Tebo, Jambi, Selasa (23/4/2019). Harga jual getah di pasar lelang karet desa setempat naik dari Rp.8.500 per kilogram pada bulan lalu menjadi Rp.9.600 dalam beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa komoditas Shanghai melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan kelima hari ini, Selasa (18/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange ditutup melemah 90 poin atau 0,76 persen di level 11.805 yuan per ton dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Harga karet telah melemah selama lima hari berturut-turut. Adapun pada perdagangan Senin (17/6), harga karet kontrak September berakhir turun 1,61 persen atau 195 poin di posisi 11.895.

Sejalan dengan harga karet Shanghai, harga karet untuk kontrak teraktif November 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup melemah 1,23 persen atau 2,50 poin di level 200 yen per kg.

Dilansir Bloomberg, harga karet melemah di tengah kekhawatiran terhadap kekuatan pertumbuhan global menyusul data ekonmi yang lemah dari dua negra dengan ekonomi terbesar dunia.

Tim ekonom Bloomberg Economics mengatakan data ekonomi China bulan Mei menunjukkan ekonomi negara tersebut berada di tepi pelemahan.

Dari lima indikator yang paling dipantau ketat, tiga di antaranya, yaitu pinjaman jangka panjang perusahaan, investasi, dan laba industry, telah jatuh ke zona yang konsisten dengan perlambatan pertumbuhan di level  6,6 persen pada 2018.

Peringatan perlambatan ekonomi tersebut datang saat data manufaktur Federal Reserve di negara bagian New York turun paling dalam pada Juni, menambah bukti pelemahan ekonomi AS.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah menyeret permintaan karet alam.

Bloomberg Intelligence menyebutkan, alternatif karet yang terbuat dari dandelion dan guayule dan didukung oleh Continental, Bridgestone dan Cooper dapat semakin mengikis pentingnya karet alam sebagai bahan baku ban.

Selain itu, meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China dapat mendorong konsumen untuk memboikot produk dari General Motors, Ford dan Chrysler di Cina, yang lebih jauh membebani pengiriman.

Pergerakan Harga Karet Kontrak September 2019 di Shanghai
TanggalHarga (Yuan/ton)            Perubahan (persen)

18/6/2019

11.906

-0,76

17/6/2019

11.895

-1,61

14/6/2019

12.090

-1,02

13/6/2019

12.215

-0,65

12/6/2019

12.295

-0,41

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper