Bisnis.com, JAKARTA -- OPEC diklaim hampir mencapai kesepakatan untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak, yang sedianya berakhir pada Juni 2019.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih mengatakan sebenarnya negara-negara anggota OPEC sudah sepakat dan tinggal memastikan jawaban negara-negara produsen minyak non OPEC. Dia menjelaskan apapun hasilnya nanti, Arab Saudi akan fleksibel dengan posisi mereka.
"Di sisi OPEC, kesepakatan sudah hampir terjadi. Pertanyaannya adalah bagaimana mengakomodasi [negara] non OPEC," tutur Al Falih, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/6/2019).
Dia menambahkan tak ada alasan untuk meningkatkan jumlah produksi yang dipangkas. Pada Desember 2018, OPEC, Rusia, dan negara-negara produsen minyak lainnya sepakat untuk memangkas produksi hingga 1,2 juta barel per hari mulai 1 Januari 2019 hingga akhir Juni 2019.
Negara-negara yang terlibat akan menggelar pertemuan dalam waktu dekat untuk membahas kelanjutan kesepakatan ini.
Sementara itu, kantor berita RIA melaporkan Menteri Perminyakan Irak Thamer Ghadhban telah mengungkapkan bahwa OPEC dan sekutunya kemungkinan besar bakal melanjutkan kesepakatan tersebut hingga akhir tahun ini.
Selain ada penurunan produksi dari OPEC dan negara sekutu, pasokan minyak juga berkurang karena Iran dan Venezuela dijatuhi sanksi ekspor minyak oleh AS. Meski demikian, sentimen permintaan tetap rendah di tengah indikasi stagnannya pertumbuhan ekonomi dunia dan naiknya tensi perang dagang AS-China.
Arab Saudi Klaim Perpanjangan Pemangkasan Produksi Minyak Hampir Disepakati
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih menyatakan sekarang tinggal bagaimana mengakomodasi negara-negara non OPEC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium