Bisnis.com, JAKARTA - Kendati mendapatkan sejumlah katalis positif, harga minyak masih belum keluar dari tren bearish sehingga investor disarankan melakukan aksi jual.
Pada perdagangan Selasa (28/5/2019) pukul 9.10 WIB, harga minyak WTI kontrak Juli 2019 naik 0,49 poin atau 0,84% menjadi US$59,12 per barel. Adapun, minyak Brent kontrak Juli 2019 turun 0,08 poin atau 0,11% menuju US$70,03 per barel.
Dalam laporannya, tim analis Asia Trade Point Futures menuliskan, meredanya ketegangan di Timur Tengah menjadi katalis positif bagi pasar minyak sepanjang perdagangan Senin malam tadi. Pada akhir perdagangan, harga minyak ditutup menguat sebesar 0.39% dilevel $59.23 per barel.
Meskipun pasar keuangan AS tutup untuk merayakan Memorial Day, gairah investor terhadap pasar minyak kembali meningkat seiring dengan keinginan AS untuk melakukan kesepakatan dengan Iran mengenai program nuklir.
Dalam kunjungannya di Tokyo, Trump sempat mengucapkan bahwa dirinya ingin membuat kesepakatan dengan Iran dan dia juga tidak ingin memaksakan perubahan pada negara tersebut.
“Namun demikian, secara teknikal harga minyak WTI masih berada di dalam tren bearish,” paparnya.
Secara teknikal, level resistan ialah US$59,61 (jual), US$60 (non trend), US$60,74 (jual), level pivot US$ 58,87 (jual), dan level support US$58,48 (jual), US$57,74 (jual), US$57,35 (jual).
Dalam riset terpisah, tim analis Monex Investindo Futures menuliskan, pemangkasan produksi minyak oleh OPEC yang terus berlangsung dan ketegangan geopolitik AS-Iran berpeluang menopang kenaikan harga minyak.
Secara teknikal harga menguji level resisten di US$60.00—US$60.50. Namun peningkatan cadangan minyak AS berpeluang membatasi kenaikan harga minyak, support minyak di level US$58.00—US$57.70.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel