Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Pasokan Imbangi Kekhawatiran Perang Dagang, Minyak Mentah Rebound

Minyak mentah Brent rebound dari pelemahan pekan lalu setelah prospek gangguan pasokan dari Iran dan Libya membantu mengimbangi kekhawatiran bahwa perang dagang AS-China akan mengurangi permintaan.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah Brent rebound dari pelemahan pekan lalu setelah prospek gangguan pasokan dari Iran dan Libya membantu mengimbangi kekhawatiran bahwa perang dagang AS-China akan mengurangi permintaan.

Minyak mentah Brent untuk kontrak Juli menguat 2,1 persen atau 1,42 poin ke level US$70,11 per barel di ICE Europe Futures London. Adapun minyak mentah West Texas Intermediate menguat 0,61 poin ke level US$59,24 di New York Mercantile Exchange.

Dilansir Bloomberg, OPEC akan mengadakan pertemuan di Wina bulan depan untuk memutuskan masa depan pengurangan produksi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran yang dapat membahayakan wilayah yang menjadi sumber banyak pasokan minyak dunia.

Di Libya, Khalifa Haftar mengatakan pada akhir pekan bahwa serangannya di Tripoli tidak akan berhenti sampai milisi negara tersebut dilucuti, hal ini menimbulkan risiko bertambahnya tekanan terhadap pemulihan minyak negara.

"Minyak mentah sedikit memantul dari penurunan yang sangat tajam minggu lalu," ungkap Bart Melek, kepala analis komoditas di TD Securities, seperti dikutip Bloomberg.

 “OPEC terus menjaga pasokan tetap ketat. Kami tidak akan terhindar dari risiko geopolitik karena itu berkaitan dengan Iran dan Libya," lanjutnya.

Menyusul sengketa perdagangan yang meningkat yang mengguncang pasar pekan lalu, Presiden A.S. Donald Trump mengatakan pada hari Senin AS tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan China.

Penurunan laba industri China untuk bulan April memberikan lebih banyak bukti dampak perang perdagangan. Trump juga mengatakan bahwa ia tidak mengejar perubahan rezim di Iran tetapi bertujuan untuk mencegahnya mengembangkan senjata nuklir.

Di AS, pengebor minyak mengurangi aktivitas ke level terendah dalam lebih dari satu tahun minggu lalu. Jumlah rig aktif yang menargetkan minyak turun untuk kelima kalinya dalam enam pekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper