Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Jaga Stabilitas tanpa Kompromi, IHSG Tembus 6.000 Lagi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan menguat bersama dengan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (23/5/2019), sehari setelah aksi unjuk rasa massa menolak hasil penghitungan suara Pilpres 2019.
Karyawati bearktivitas di samping papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (27/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawati bearktivitas di samping papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (27/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan menguat bersama dengan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (23/5/2019), sehari setelah aksi unjuk rasa massa menolak hasil penghitungan suara Pilpres 2019.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menanjak 1,57 persen atau 93,06 poin di level 6.032,70 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (22/5), IHSG berakhir di posisi 5.939,64 dengan turun 0,20 persen atau 11,74 poin.

Indeks mulai rebound ke zona hijau dengan dibuka naik tipis 0,07 persen atau 4,40 poin di level 5.944,03 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 5.942,17 – 6.044,57.

Seluruh sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin infrastruktur (+2,81 persen), finansial (+2,08 persen), dan industri dasar (+1,80 persen).

Dari 633 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 294 saham menguat, 135 saham melemah, dan 204 saham stagnan.

Seperti diketahui, massa yang menolak hasil penghitungan suara Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin menggelar unjuk rasa dan memadati pusat ibu kota pada Rabu (22/5).

Berdasarkan hasil Pemilu 2019 yang ditetapkan KPU RI pada Selasa (21/5/2019), Jokowi-Ma'ruf dinyatakan menang setelah meraih 85.607.362 suara atau 55,50 persen, unggul 16.957.123 atau 11 persen dari Prabowo-Sandi yang mendapatkan 68.650.239 suara atau 45,50 persen.

Demonstrasi menyikapi hasil itu sendiri telah dimulai pascapengumuman oleh KPU. Bentrok massa, yang mendukung pasangan Prabowo-Sandi, dengan pihak kepolisian pun membebani sentimen investor sekaligus menyeret kinerja IHSG dan rupiah turun pada Rabu (22/5).

Kendati demikian, nilai tukar rupiah berhasil rebound dan ditutup menguat 45 poin atau 0,31 persen di level Rp14.480 per dolar AS pada Kamis (23/5), mengakhiri pelemahan tiga hari beruntun sebelumnya.

Menurut Aberdeen Standard Investments, investor cenderung fokus pada prospek pertumbuhan Indonesia ketimbang pergolakan politik yang terjadi.

“Investor memberi bobot lebih besar pada kepastian hasil pemilu ketimbang bentrokan hari ini [Rabu, 22/5] karena margin kemenangan untuk Jokowi terlalu lebar untuk ditantang oleh Prabowo,” ujar Bharat Joshi, seorang fund manager di Aberdeen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati atas ekspektasi untuk pertumbuhan ekonomi di tengah eskalasi ketegangan perdagangan Amerika Serikat-China dan pecahnya kekerasan politik di dalam negeri.

“Pemerintah dan para pembuat kebijakan, termasuk bank sentral, siap untuk menjaga stabilitas sistem keuangan tanpa kompromi,” tegas Sri Mulyani kepada awak media di Jakarta pada Kamis (23/5), seperti dilansir Bloomberg.

Pemerintah, lanjut Menkeu, fokus pada upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, mempertimbangkan sejumlah risiko termasuk kebijakan AS serta situasi dalam negeri menyusul pengumuman hasil resmi Pilpres 2019.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 2,66 persen dan 3,77 persen menjadi pendorong utama bangkitnya IHSG hari ini.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 rebound dan berakhir naik tajam 2,32 persen atau 11,692 poin di level 525,04, setelah ditutup turun 0,33 persen atau 1,67 poin di posisi 513,12 pada Rabu (22/5).

Meski demikian, investor asing kembali membukukan aksi jual bersih setelah sempat mencatat net buy pada Rabu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp546,19 miliar pada perdagangan Kamis.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks saham lainnya di Asia rata-rata berakhir melemah, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing ditutup turun 0,36 persen dan 0,62 persen.

Di China, dua indeks saham acuannya Shanghai Composite dan CSI 300, bahkan berakhir melorot 1,36 persen dan 1,79 persen masing-masing. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,58 persen.

Secara keseluruhan, bursa Asia melemah bersama bursa Eropa dan indeks futures Amerika Serikat (AS) di tengah eskalasi ketegangan perdagangan antara AS dan China.

Pada umumnya, aset-aset berisiko tetap berada di bawah tekanan dan tidak mengalami permintaan ketika investor mencermati konfrontasi perdagangan yang berlarut-larut antara China dan AS.

Seorang pakar memperkirakan ketegangan dua ekonomi terbesar di dunia tersebut dapat berlangsung hingga 2035, sementara para ekonom juga berubah menjadi lebih pesimistis.

Goldman Sachs Group Inc. kini melihat peluang kebuntuan yang lebih tinggi antara kedua negara, sedangkan Nomura Holdings Inc. telah beralih pada proyeksi peningkatan tarif besar-besaran.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBCA

+2,66

BMRI

+3,77

TLKM

+3,39

BBRI

+2,12

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

DUTI

-17,86

RMBA

-10,00

POOL

-18,71

TOPS

-5,04

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper