Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Kian Melempem

Pelemahan harga batu bara di bursa ICE Newcastle berlanjut pada akhir perdagangan Kamis (16/5/2019).
Salah satu lokasi pertambangan batu bara di Kalimantan Timur./JIBI-Rachmad Subiyanto
Salah satu lokasi pertambangan batu bara di Kalimantan Timur./JIBI-Rachmad Subiyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan harga batu bara di bursa ICE Newcastle berlanjut pada akhir perdagangan Kamis (16/5/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juni 2019 ditutup anjlok 2,14 persen atau 1,80 poin di level US$82,15 per metrik ton, penurunan hari keenam beruntun.

Harga batu bara untuk kontrak yang lebih aktif Juli 2019 juga memperpanjang pelemahannya untuk hari keenam sebesar 2,13 persen atau 1,80 poin di posisi 82,80.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2020 berakhir anjlok 2 persen atau 1,40 poin di level 68,75 pada perdagangan Kamis (16/5).

Adapun harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2019 di  Zhengzhou Commodity Exchange, turun 0,10 persen atau 0,6 poin dan ditutup di level 601,6 yuan per metrik ton.

“Jumlah persediaan di utilitas-utilitas utama tetap relatif tinggi ketika konsumsi batu bara oleh pembangkit-pembangkit listrik secara bertahap mulai meningkat,” terang Analis Huatai Futures Sun Hongyuan dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.

Jumlah persediaan batu bara di enam pembangkit listrik utama China mencapai 15,46 juta ton, 16 persen lebih tinggi dari tahun lalu.

Sementara itu, Panin Sekuritas menilai harga batu bara terdampak kombinasi dari perang dagang serta kebijakan pemerintah China yang membatasi total impor batu bara pada 2019 agar tidak melebihi impor di 2018.

"Selain itu, kenaikan volume produksi batu bara China dapat menjadi sentimen negatif untuk harga batu bara ke depannya," papar Analis Panin Sekuritas Iqbal Nurrahman lebih lanjut dalam riset.

Minyak Tambah Panas

Di sisi lain, harga minyak mentah mampu melonjak ke level tertinggi dua pekan setelah Arab Saudi menuding Iran berada di balik serangan fasilitas minyak utamanya. Hal ini pun memicu ketegangan antara dua negara penghasil minyak dunia tersebut.

Pada perdagangan Kamis (16/5), minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni 2019 ditutup menguat 1,4 persen atau 0,85 poin di level US$62,87 per barel di New York Mercantile Exchange, kenaikan terbesar sejak akhir April.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Juli menguat 0,85 poin dan ditutup pada US$72,62 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, Wakil menteri pertahanan Arab Saudi dan saudara lelaki penguasa de facto negara itu menuduh di Twitter bahwa serangan drone yang terjadi pada Selasa (14/5) diperintahkan oleh Iran.

Komentar tersebut muncul ketika pasukan pimpinan Saudi melancarkan serangan udara balasan terhadap Houthi di Yaman, di mana PBB bekerja untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama empat tahun tersebut.

Eskalasi juga terjadi setelah AS memerintahkan staf non-darurat untuk meninggalkan negara tetangga Irak karena meningkatnya ancaman di wilayah tersebut.

"Siapa pun yang mengenal Timur Tengah tahu bahwa ada banyak jebakan dan risiko eskalasi selalu ada," kata Tamar Essner, direktur energi di Nasdaq Corporate Solutions, seperti dikutip Reuters.

"Dengan setiap serangan yang terjadi, risiko dan pertaruhannya menjadi lebih tinggi,” lanjutnya.

Meski saluran pipa Saudi telah dibuka kembali, para pejabat dari semua pihak memperingatkan bahwa serangkaian peristiwa baru-baru ini telah mendorong kawasan itu lebih dekat ke konflik yang berpotensi menghancurkan.

Serangan baru-baru ini terhadap kapal tanker minyak menyoroti ketegangan regional di Teluk Persia karena hubungan antara AS dan Iran juga memburuk. Hal tersebut mengurangi kekhawatiran tentang permintaan terkait dengan perang dagang yang semakin intensif antara AS dan China.

Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

16 Mei

82,15

(-2,14 persen)

15 Mei

83,95

(-1,00 persen)

14 Mei

84,80

(-0,64 persen)

13 Mei

85,35

(-1,56 persen)

10 Mei

86,70

(-0,57 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper