Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Terseret Pembalasan Tarif Dagang China, Harga Batu Bara Tambah Lesu

Harga batu bara di bursa ICE Newcastle melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan Senin (13/5/2019).
Warga memancing ikan di sekitar kapal tongkang pengangkut batu bara di perairan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018)./ANTARA-Aji Styawan
Warga memancing ikan di sekitar kapal tongkang pengangkut batu bara di perairan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018)./ANTARA-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa ICE Newcastle melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan Senin (13/5/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Juni 2019 ditutup melorot 1,56 persen atau 1,35 poin di level US$85,35 per metrik ton dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (10/5/2019), harga batu bara kontrak Juni di bursa ICE Newcastle berakhir turun 0,57 persen atau 0,50 poin di posisi 86,70.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2020 pun berakhir di zona merah dengan melemah 1,64 persen atau 1,15 poin di level 69 pada perdagangan Senin (13/5).

Sebaliknya, harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2019 di  Zhengzhou Commodity Exchange, mampu menguat 0,53 persen atau 3,2 poin dan ditutup di level 605 yuan per metrik ton pada perdagangan Senin.

“Produksi tambang di Yulin Shaanxi masih tertahan di tengah inspeksi keamanan dan kuota produksi, sehingga menghasilkan pasokan batu bara berkalori tinggi yang lebih ketat,” jelas Shanghai Cifco Futures dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) melemah pada hari ketiga berturut-turut seiring dengan meningkatnya tensi perdagangan antara AS dan China yang mendorong meredupnya prospek permintaan.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni ditutup melemah 0,62 poin atau 1 persen di level US$61,04 di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Senin (13/5).

Adapun minyak mentah Brent untuk kontrak Juli berakhir melemah 0,39 poin atau 0,55 persen di level US$70,23 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Pada Senin (13/5), China mengumumkan kenaikan tarif pada sejumlah barang impor asal AS. Langkah ini merespons kenaikan tarif yang dijanjikan oleh pemerintahan Trump setelah pembicaraan berakhir pada Jumat (10/5) tanpa kesepakatan.

Sebelumnya, pada Jumat, pemerintah AS telah mulai memberlakukan kenaikan tariff menjadi 25 persen pada impor China senilai US$200 miliar.

Sikap China tersebut menghapus penguatan minyak sebelumnya setelah Arab Saudi mengatakan tanker minyaknya disabotase dekat Teluk Persia pada Minggu (12/5).

“Kekhawatiran ini terkait dengan perdagangan. Sebagian besar permintaan tambahan yang kami perkirakan di pasar minyak seharusnya berasal dari negara emerging market," kata Stewart Glickman, analis energi di CFRA Research Inc, seperti dikutip Bloomberg.

China mengumumkan tarif baru sebesar 25 persen terhadap hampir 2.500 produk asal AS, termasuk pengiriman gas alam cair. Pasar sempat memulihkan sebagian pelemahan mereka setelah Presiden Donald Trump mengindikasikan keinginan untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir Juni selama KTT G-20.

Trump mengatakan belum memutuskan apakah akan menindaklanjuti ancaman pengenaan tarif impor lebih lanjut terhadap barang asal China yang bernilai US$300 miliar.

Minyak mentah tidak ada dalam daftar tarif China, tetapi aliran kargo AS ke China telah diperketat. China mengimpor 1,64 juta barel minyak AS dalam enam bulan hingga Maret, turun dari 60,5 juta barel dalam enam bulan sebelumnya.

Kekhawatiran tentang prospek permintaan mengalahkan kekhawatiran bahwa ketegangan di Timur Tengah akan memanas setelah Saudi mengatakan dua dari kapal tanker mereka rusak dalam "serangan sabotase."

Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

13 Mei

85,35

(-1,56 persen)

10 Mei

86,70

(-0,57 persen)

9 Mei

87,20

(-1,52 persen)

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper