Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Kirim Kapal Perang ke Timur Tengah, Harga Minyak Naik

Harga minyak mentah berhasil pulih dari pelemahannya dan berakhir naik pada perdagangan Senin (6/5/2019), setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump memberangkatkan kapal perang ke Timur Tengah sebagai peringatan untuk Iran.
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berhasil pulih dari pelemahannya dan berakhir naik pada perdagangan Senin (6/5/2019), setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump memberangkatkan kapal perang ke Timur Tengah sebagai peringatan untuk Iran.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2019 ditutup naik 31 sen di level US$62,25 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah acuan global Brent untuk pengiriman Juli 2019 berakhir menanjak 39 sen di level US$71,24 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Harga minyak di New York naik setelah penasihat keamanan nasional Trump mengumumkan diberangkatkannya kelompok kapal induk dan pasukan pembom ke Timur Tengah.

Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mengumumkan pengerahan kapal induk sebagai “pesan yang jelas” kepada Iran bahwa setiap serangan terhadap kepentingan AS ataupun sekutu-sekutunya akan berakibat “kekuatan yang tak henti-hentinya”.

Iran diketahui telah mengancam akan memblokir Selat Hormuz, sebuah titik untuk pengiriman minyak mentah dari Teluk Persia, setelah Trump memperketat sanksi terhadap ekspor minyak Iran pekan lalu.

“Meski sangat kecil kemungkinan AS membiarkan adanya gangguan besar ke Selat itu, lebih banyak kapal dikirimkan ke daerah yang sudah sangat, sangat ketat,” ujar Ellen Wald, Presiden Transversal Consulting di Florida.

Langkah pemerintah AS tersebut mengimbangi penurunan tajam yang dialami minyak mentah di awal sesi perdagangan, setelah Presiden Trump menyatakan akan menaikkan tarif terhadap barang-barang asal China.

Melalui Twitter pada Minggu (5/5), Trump mengancam untuk tidak hanya melipatgandakan tarif pada ekspor China ke AS, tetapi juga meningkatkan kemungkinan penalti atas barang tambahan asal China senilai US$325 miliar.

“Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa perang perdagangan dengan China dapat menyebabkan resesi yang membuat harga minyak lebih rendah. Pemulihan harga minyak pada dasarnya menunjukkan, mungkin kita tidak harus mendorongnya terlalu jauh,” lanjut Wald.

Harga minyak mentah AS telah turun sekitar 6 persen sejak mencapai level tertingginya dalam enam bulan pada akhir April, di tengah tanda-tanda pasar global mungkin tidak seketat yang dikhawatirkan.

Meski kemungkinan bahwa AS-China tidak akan mencapai gencatan senjata perdagangan dapat menekan harga, keputusan untuk mengirimkan pasukan ke jantung produksi minyak mentah global menimbulkan risiko baru untuk pasokan, setelah Trump memperketat sanksi terhadap Iran pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper