Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang kuartal I/2019, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. meraup laba bersih senilai US$65 juta atau setara dengan Rp920,2 miliar dengan kurs rata-rata (Rp14.316). Pencapaian tersebut turun 18,75% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$80,35 juta.
Sekretaris Perusahaan PGN (PGAS) Rachmat Hutama mengatakan bahwa perusahaan melakukan optimalisasi supaya masih bisa mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini. Laba operasional interim konsilidasi perseroan tercatat sebesar US$162,5 juta. Di luar laba bersih, PGN juga meraup pendapatan US$860,5 juta, tumbuh 7,83% dibandingkan kuartal I/2018 sebesar US$798.
Rachmat memerinci, penjualan terbesar diraup dari penjualan gas sebesar US$661,5 juta, serta penjualan minyak dan gas bumi US$92,8 juta. “EBITDA perseroan pun tercatat sebesar US$263 juta,” jelasnya melalui keterangan resmi, Jumat (3/5/2019).
PGN yang kini berstatus sebagai sub holding gas dengan mengakuisisi PT Pertamina Gas akan mengoptimalkan kinerja ke depan dengan adanya penguatan pada rantai gas bumi.
PGN juga telah mengumumkan mengumumkan bahwa kinerja keuangan pada 2018, perolehan laba operasi sebesar US$645 juta meningkat dibandingkan dengan 2017 sebesar US$515 juta. Dari sisi pendapatan mencapai US$3,87 miliar, dengan EBITDA sebesar US$ 1,20 miliar dan total aset yang dikelola PGN mencapai US$7,94 miliar.
Dia menuturkan, perbaikan kinerja keuangan didukung kegiatan operasional PGN selama 2018. Selain itu, perusahaan berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 894 BBTUD, naik delapan persen menjadi 962 BBTUD pada 2018. Sementara itu, untuk transmisi gas, volumenya sebesar 2.101 MMSCFD, lebih besar dibandingkan 2.078 MMSCFD volume transmisi gas pada 2017.