Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang yen Jepang turun mendekati level rendahnya di tahun 2019 pada hari Senin (15/4/2019) karena reli di pasar saham global menekan permintaan untuk mata uang dianggap safe-haven.
Volatilitas pasar mata uang telah berkurang secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir dan pergerakan kembali tertekan, meskipun ada tanda-tanda bahwa optimisme atas kemajuan dalam negosiasi perdagangan AS dan China dan data ekonomi China yang kuat mendorong investor ke mata uang berisiko.
Yen jatuh ke level 112,09 per dolar AS di perdagangan Asia, mendekati level terendah 2019 di posisi 112,135, sebelum sedikit pulih di saat bursa Eropa dibuka.
Pada pukul 15.01 WIB, yen terpantau menguat 0,09 persen atau 0,1 poin ke level 111,92 per dolar AS.
"Nilai tukar yen terhadap dolar AS sedang menguji level 112,00 dan kami memperkirakan akan menembus di atas level tersebut minggu ini sebagai tanggapan terhadap data AS yang solid dan stabilnya sentimen risiko," ungkap analis ING dalam sebuah catatan, Senin (15/4/2019), seperti dikutip Reuters.
Penilaian yang relatif optimis terhadap ekonomi global dari pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) pada akhir pekan lalu telah membantu sentimen investasi global.
Baca Juga
Menambah sentimen positif, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan dia berharap pembicaraan perdagangan AS-China mendekati putaran terakhir.
Data dari ekonomi China juga menunjukkan pemulihan. Pada hari Jumat, ekspor China rebound tajam dan pinjaman bank baru meningkat jauh lebih dari perkiraan pada bulan Maret.
Meskipun impor China tetap lemah, data secara keseluruhan memicu harapan bahwa ekonomi berada di posisi terbawah dan siap rebound.