Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Kamis (11/4/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir melemah 1,05% atau 68,16 poin di level 6.410,17 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (10/4), IHSG berakhir terkoreksi 0,09% atau 6,02 poin di level 6.478,33.
Indeks mulai melanjutkan pelemahannya dengan dibuka turun 0,16% atau 10,07 poin di level 6.468,26 pagi tadi. Penurunan yang dibukukan pada akhir perdagangan Kamis adalah yang terbesar kedua sejak 25 Maret.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.410,17 – 6.472,73.
Sebanyak delapan dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin sektor industri dasar (-2,32%) dan consumer goods (-1,46%). Satu-satunya sektor yang mampu ditutup di zona positif adalah tambang yang naik 0,27%.
Dari 630 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 134 saham menguat, 249 saham melemah, dan 247 saham stagnan.
Baca Juga
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing turun 2,63% dan 1,94% menjadi penekan utama pelemahan yang dibukukan IHSG pada akhir perdagangan hari ini.
Meski IHSG turun cukup tajam, investor asing masih terus ramai memborong saham nasional. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing tercatat Rp546,80 miliar pada perdagangan hari ini, net buy hari ketujuh beruntun.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 lanjut berakhir melemah 1,55% atau 8,85 poin di level 562,94, setelah ditutup turun 0,05% atau 0,27 poin di posisi 571,80 pada Rabu (10/4).
Indeks saham lainnya di Asia juga rata-rata berakhir di zona negatif, di antaranya adalah indeks FTSE Malay KLCI (-0,93%) dan indeks PSEi Filipina (-0,66%).
Sementara itu, indeks Topix Jepang dan indeks Hang Seng Hong masing-masing ditutup turun 0,07% dan 0,93%. Di China, dua indeks saham utamanya yakni Shanghai Composite dan CSI 200 ikut melemah masing-masing sebesar 1,60% dan 2,16%.
Bursa saham global menjauh dari level tertingginya dalam enam bulan pada perdagangan sore ini, saat investor mencermati tanda-tanda peringatan seputar pertumbuhan yang disampaikan sejumlah bank sentral.
Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI world equity, yang melacak pergerakan saham di 47 negara, turun 0,1% dari level tertingginya dalam enam bulan yang mampu dibukukan pada awal pekan ini.
Indeks MSCI untuk saham-saham emerging market pun turun 0,4%, sedangkan bursa saham Eropa melandai 0,4%, mengekor penurunan bursa saham Asia, dengan indeks saham di London dan Frankfurt beringsut turun.
Bank Sentral AS Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya tahun ini, seperti yang diperlihatkan dalam risalah pertemuan kebijakannya bulan lalu yang dirilis pada Rabu (10/4), mengingat risiko bagi ekonomi AS akibat kondisi keuangan dan kebijakan proteksionisme.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mempertahankan kebijakan longgarnya dalam pertemuan yang berakhir pada Rabu (10/4/2019).
Langkah ini menyoroti ancaman yang dihadapi pertumbuhan global serta meningkatkan prospek lebih banyak dukungan ke dalam ekonomi zona euro yang tengah bergulat.
“Para pedagang terus bersikap wait and see serta menantikan kesempatan selanjutnya dalam kondisi pasar penuh kehati-hatian. Dua risiko agenda utama telah dilalui dengan ECB dan The Fed,” ujar Nick Twidale, analis di Rakuten Securities Australia.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah mampu rebound dan ditutup terapresiasi 13 poin atau 0,09% di level Rp14.140 per dolar AS, seiring dengan pelemahan dolar AS.
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | (%) |
BMRI | -2,63 |
HMSP | -1,94 |
TLKM | -2,03 |
UNVR | -1,62 |
BBCA | -0,81 |
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | (%) |
TCPI | +24,79 |
KAEF | +11,76 |
BDMN | +2,04 |
MDKA | +11,44 |
INCO | +3,06 |
Sumber: BEI