Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga batu bara Newcastle berlanjut pada perdagangan Selasa (9/4/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Mei 2019 ditutup menguat 1,97% atau 1,65 poin di level US$85,40 per metrik ton dari level penutupan sebelumnya, penguatan hari ketiga berturut-turut.
Adapun harga batu bara Newcastle untuk kontrak yang lebih aktif Juni 2019 berakhir menguat 2,23% atau 1,90 poin di level US$87,15, setelah ditutup melonjak 3,27% atau 2,70 poin di posisi 85,25 pada perdagangan Senin (8/4).
Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Juli 2019 ikut menguat dan berakhir melonjak 2,74% atau 1,80 poin di posisi 67,45 pada perdagangan Selasa (9/4).
Meski demikian, harga batu bara thermal untuk pengiriman Mei 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange, tergelincir ke zona merah dan berakhir turun 0,29% atau 1,8 poin di level 617,2 yuan per metrik ton pada perdagangan kemarin.
“Momentum kenaikan saat ini yang didukung kekurangan pasokan tidak akan bertahan lama. Transportasi batu bara akan kembali normal setelah periode pemeliharaan rel kereta api Daqin berakhir,” terang analis Daiwa, seperti dikutip Bloomberg.
Rel kereta Daqin, yang menghubungkan wilayah penghasil batu bara utama Shanxi dengan Qinhuangdao, memulai periode pemeliharaan selama 25 hari pada hari Minggu.
Di sisi lain, harga minyak mentah melemah pada perdagangan Selasa (9/4). Minyak Brent untuk kontrak Juni ditutup turun 0,69% atau 0,49 poin di level US$70,61 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Sementara itu, minyak WTI untuk pengiriman Mei diperdagangkan pada US$64,14 per barel pada pukul 16.40 waktu setempat, setelah berakhir turun 0,65% di US$63,98 per barel pada Selasa.
Dilansir Bloomberg, Presiden Rusia Vladimir Putin Putin, di forum St. Petersburg, mengatakan Rusia merasa nyaman dengan harga saat ini dan belum siap untuk mengatakan apakah mereka ingin memperpanjang upaya pembatasan produksi yang diatur dengan OPEC.
Pada saat yang sama, American Petroleum Institute (API) melaporkan kenaikan cadangan minyak mentah AS sebesar 4,09 juta barel pekan lalu.
Menambah tekanan pada harga, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan global ke level terendah sejak krisis keuangan. Hal ini menghidupkan kembali kekhawatiran tentang prospek permintaan minyak.
Kyle Cooper, seorang konsultan di Ion Energy Group mengatakan investor memiliki alasan masuk akal untuk menghentikan langkah mereka dan mengambil keuntungan.
"Pasar mengambil sedikit jeda setelah minyak melakukan reli yang sangat, sangat besar,” ungkap Kyle, seperti dikutip Bloomberg.
Brent telah naik lebih dari 30% tahun ini setelah OPEC membatasi produksi dengan Rusia dan mitra lainnya. Ketegangan di Libya, Iran dan Venezuela telah menambah momentum, bersama dengan data optimis yang meredam kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.
Pergerakan harga batu bara kontrak Mei 2019 di bursa Newcastle
Tanggal | US$/MT |
9 April | 85,40 (+1,97%) |
8 April | 83,75 (+3,40%) |
5 April | 81,00 (+2,66%) |
4 April | 78,90 (0%) |
Sumber: Bloomberg