Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembatasan Ekspor dan Harga Minyak Kerek Harga Karet

Pembatasan ekspor dan harga minyak mentah mengerek harga karet jenis TSR02 yang disebut menyentuh level tertinggi di awal tahun.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MEDAN--Pembatasan ekspor dan harga minyak mentah mengerek harga karet jenis TSR02 yang disebut menyentuh level tertinggi di awal tahun. 

Sekjen Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara, Edy Irwansyah mengatakan harga karet diprediksi bakal terus terangkat sebagai imbas sentimen pembatasan ekspor asal Indonesia dan Malaysia sejak 1 April 2019.

Menurutnya, stimulus harga minyak mentah global pun akan mengangkat harga karet melampaui US$150 sen perkg. 

Dia mencatat harga karet pada Senin (8/4/2019), ditutup menguat dengan menyentuh US$151,6 sen perkg pada bursa berjangka Singapra (SGX). 

Dia menilai, pasokan di pasar global bakal semakin menurun dengan pembatasan ekspor yang akan dilakukan Thailand mulai Mei 2019.

Di sisi lain, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) bisa menyentuh US$72 perbarel sehingga berdampak pada naiknya harga karet. 

"Harga ini berpotensi naik kembali karena pasokan pasar global akan semakin berkurang saat Thailand akan menjalankan pembatasan ekspor mulai 1 Mei," ujarnya, Selasa (9/2/2019). 

Kenaikan harga, katanya, sudah mulai terlihat di tingkat petani. Menurutnya, sebelum pembatasan ekspor bahan olah karet diterapkan, harga jual di tingkat petani berada di kisaran Rp6.000 hingga Rp6.500 perkg.

Namun, harga kemudian naik menjadi Rp7.500 hingga Rp8.500 perkg setelah pembatasan. 

Sebagai gambaran, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pada Februari 2019, nilai ekspor Sumatra Utara menurun sebesar 15,6% dibandingkan dengan Januari 2019 yakni dari US$682,2 juta menjadi US$575,6 juta. 

Dari jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi berasal dari kelompok barang lemak dan minyak hewan/nabati yakni US$209.420 atau berkontribusi sebesar 38,4%.

Kendati kontribusinya besar, nilai ini lebih kecil bila dibandingkan dengan Januari 2019 karena mengalami penurunan sebesar 23,6% yakni dari US$274.065.

Selain kelompok barang lemak dan minyak hewan/nabati, produk karet dan barang dari karet berkontribusi sebesar 13,4% dengan nilai US$81.673 atau turun 5,3% dibandingkan dengan realisasi pada Januari 2019 yakni US$86.251.

"Harga di tingkat petani juga telah mengalai peningkatan [dibandingkan dengan] sebelum adanya rencana pembatasan ekspor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper