Bisnis.com, JAKARTA – Tokyo Gas Jepang dan Royal Dutch Sell menandatangani kesepakatan untuk pasokan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), sebagian dari kerja sama ini kedua perusahaan menggunakan formula harga terkait batu bara.
Dilansir dari Reuters, Jumat (5/4/2019), sejumlah pengamat industry menilai hal ini merupakan yang pertama, pembeli Jepang menggunakan indeks harga berbasis emas hitam dalam kontrak LNG.
Dalam perjanjian tersebut, Tokyo Gas diagendakan membeli 500.000 ton LNG per tahun selama 10 tahun, mulai Aril.
Pembeli LNG terbesar kedua Jepang inisedang meningkatkan upayanya untuk mendiversifikasi sumber pasokannya dan mengurangi biaya.
"Sejauh Tokyo Gas dan Shell tahu, ini adalah pertama kalinya formula penetapan harga yang dikaitkan dengan indeks batubara digunakan dengan kontrak LNG," kata juru bicara Tokyo Gas.
Formula penetapan harga berdasarkan indeksasi batu bara akan digunakan untuk sebagian pasokan, kata juru bicara itu. Sementara sisanya akan diberi harga mengacu pada indeks konvensional yang terkait dengan gas dan minyak.
Baca Juga
“Dengan hubungan jangka panjang dan pertimbangan bersama, kami dapat mencapai kesepakatan inovatif yang akan meningkatkan diversifikasi lebih lanjut dari indeksasi harga yang diupayakan oleh Tokyo Gas,” kata Direktur Eksekutif Pelaksana Tokyo Gas Kentaro Kimoto.
Di Asia, sebagian besar kontrak jangka panjang LNG terkait dengan harga minyak, sementara pasokan dari Amerika Serikat biasanya diberi harga berdasarkan dari acuan Henry Hub Index untuk gas alam.