Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kawasan industri, PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) tengah melakukan negosiasi dengan investor untuk meningkatkan penjualan lahan industri 2019.
"Saat ini, kami sedang proses negosiasi dengan beberapa investor potensial sendiri sedang berjalan. Kami yakin bahwa Perseroan bisa meraih penjualan yang lebih baik pada 2019 ini," kata Direktur Independen Puradelta Lestari Tondy Suwanto melalui keterangan resmi, Selasa (26/3/2019).
Tondy mengungkapkan, kinerja pada 2018 cukup menantang bagi sektor properti industri di Indonesia terutama dengan dinamika politik di Indonesia yang cukup aktif sepanjang 2018 seperti pelaksanaan Pilkada Jawa Barat dan persiapan Pemilu 2019.
Selain faktor domestik, katanya, dinamika situasi global juga masih tidak menentu sepanjang 2018. “Dengan banyaknya ketidakpastian global maupun domestik yang terjadi, kebanyakan investor potensial, khususnya investor asing, memilih untuk mengamati dulu perkembangan di Indonesia sebelum mengambil keputusan,” katanya.
Sikap wait and see yang dilakukan oleh investor, memberikan dampak yang kurang baik pada kinerja DMAS. Mengutip laporan keuangan 2018, pendapatan usaha yang dibukukan oleh DMAS senilai Rp1,03 triliun, turun 22,55% dari posisi Rp1,33 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban pokok DMAS per 2018 senilai Rp455,4 miliar, turun 12,67% dari posisi Rp521,53 miliar.
Dari sisi operasional, pendapatan usaha pada 2018 DMAS terdiri dari dua segmen yakni properti dan hotel masing-masing senilai Rp1,02 triliun dan Rp10,35 miliar. Pendapatan dari dua segmen menurun dibandingkan dengan 2017 dari posisi masing-masing senilai Rp1,3 triliun dan Rp30,13 miliar.
Dia menambahkan, dari pendapatan yang dikantongi pada 2018, pendapatan paling besar dikontribusikan oleh penjualan lahan industri sebesar Rp859 miliar.
Adapun segmen industri menyumbang 82,9% dari total pendapatan usaha DMAS, sedangkan segmen hunian dan komersial masing-masing menyumbang 9,1% dan 6,5% dari total pendapatan usaha perseroan. Sisanya sejumlah 1,5% pendapatan usaha perseroan disumbangkan oleh segmen hotel dan sewa.
DMAS membukukan laba kotor 2018 senilai Rp581 miliar dengan margin laba kotor sebesar 56,1%. Marjin laba kotor tersebut lebih rendah dibandingkan dengan margin laba kotor tahun sebelumnya sebesar 61% karena pada 2018 perseroan membukukan penjualan atas lahan di zona industri yang baru dibuka dan dikembangkan, sehingga terjadi peningkatan beban pokok pendapatan.
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp496 miliar dengan margin laba bersih sebesar 47,9%. Laba 2018 DMAS turun 24,43% dari posisi Rp656,71 miliar dari posisi 2017.