Bisnis.com, JAKARTA — MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Senin (18/3/2019) harga SUN cenderung bergerak bervariasi dengan adanya peluang mengalami penguatan di tengah peluang menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang diikuti dengan pelemahan mata uang dolar AS terhadap mata uang utama dunia.
I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa di samping itu, adanya surplus neraca perdagangan yang dirilis pada akhir pekan kemarin menjadi katalis positif bagi mata uang rupiah sehingga kondisi ekonomi domestik Indonesia semakin menarik di mata para investor.
"Seiring dengan masih berlanjutnya tren kenaikan harga SUN, maka kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading yang memanfaatkan momentum kenaikan harga," katanya melalui riset harian, Senin (18/4/2019).
Made mengatakan, pelaku pasar perlu mewaspadai adanya aksi ambil untung (profit taking) oleh investor dikarenakan harga SUN yang mulai mendekati area jenuh beli.
Data ekonomi domestik yang disampaikan pada pekan kemarin berpotensi menjadi faktor pergerakan harga SUN di pasar sekunder.
"Beberapa seri yang kami lihat cukup menarik untuk diperdagangkan di antaranya adalah FR0069, FR0061, FR0056, FR0059, FR0071, FR0058, FR0074 dan FR0068," katanya.
Baca Juga
Review (Jumat, 15 Maret 2019)
Pada perdagangan akhir pekan kemarin, perubahan harga SUN mengalami kenaikan di tengah menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akibat adanya surplus neraca perdagangan Februari 2019.
Perubahan harga yang terjadi pada perdagangan akhir pekan mencapai 87 bps dengan rata-rata kenaikan sebesar 8,3 bps. Hal ini berdampak pada turunnya rata-rata imbal hasil obligasi negara sebesar 2 bps.
Adapun untuk obligasi negara seri acuan semua serinya mengalami kenaikan harga hingga sebesar 85 bps yang mengakibatkan turunnya imbal hasil obligasi negara hingga sebesar 10 bps.
Adapun kenaikan harga terbesar didapati pada SUN seri acuan dengan tenor 15 tahun sebesar 85 bps yang mendorong turunnya imbal hasil obligasi sebesar 10 bps pada level 8,117% dan dilanjutkan pada SUN bertenor 20 tahun yang ditutup dengan kenaikan harga sebesar 61 bps mengakibatkan turunnya tingkat imal hasil sebesar 6,2 bps di level 8,209%.
Sementara itu, untuk SUN seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan harga sebesar 35 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 5 bps di level 7,755%.
Selanjutnya, untuk SUN bertenor 5 tahun mengalami perubahan harga sebesar 24 bps sehingga berdampak pada penurunan imbal hasil sebesar 6 bps dilevel 7,333%.
Kenaikan harga Surat Berharga Negara pada perdagangan akhir pekan kemarin dipengaruhi oleh faktor menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.