Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba 2018 Turun 40%, Ini Penjelasan Bos Garuda Maintenance (GMFI)

Direktur Utama PT Garuda Maintenance AeroAsian Tbk. Iwan Joeniarto mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan laba perseroan tergerus pada 2018.
(Dari kiri) Director of Human Capital GMFI Asep Kurnia, Director of Finance Edward Okky Avianto, President Director GMFI Iwan Joeniarto, Director of Line Operation Benni Gunawan, Director of Business & Base Operations Tazar Marta Kurniawan usai RUPST, Senin (11/3/2019)./Bisnis/Muhammad Ridwan
(Dari kiri) Director of Human Capital GMFI Asep Kurnia, Director of Finance Edward Okky Avianto, President Director GMFI Iwan Joeniarto, Director of Line Operation Benni Gunawan, Director of Business & Base Operations Tazar Marta Kurniawan usai RUPST, Senin (11/3/2019)./Bisnis/Muhammad Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Garuda Maintenance AeroAsian Tbk. Iwan Joeniarto mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan laba perseroan tergerus pada 2018.

Dia menjelaskan bahwa pada 2018, pendapatan perseroan yang tumbuh sebesar 7% dikontribusikan atas pendapatan dari perawatan mesin pesawat yang materialnya terdapat di luar negeri.  Sementara itu, kondisi pada 2018, rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS.

Kemudian, beban keuangan perseroan ditambah dengan harga minyak yang naik di sekitar US$60 per barel pada 2018 yang memengaruhi kemampuan pembayaran maskapai penerbangan mengalami penurunan.

“Sementara kemampuan bayar agak menurun untuk modal kerja, nah kalau kita pinjam modal kerja jadi ini yang mengakibatkan beban keuangan yang lebih besar di 2018,” ujarnya di Tangerang, Senin (11/3/2019).

Dia mengungkapkan bahwa pada 2018, maskapai penerbangan yang berkontribusi utang paling besar untuk jasa perawatan pesawat pada 2018 adalah Sriwijaya Group.

Hal tersebut menurutnya menjadi salah satu faktor penekan meningkatnya beban keuangan perseroan pada 2018, sehingga dengan bergabung Sriwijaya Group dengan Garuda Group, beban keuangan perseroan pada 2019 akan berkurang.

“Dengan [Sriwijaya Group] di-manage [Garuda Group] sudah mulai nampak hasilnya Desember, Januari, dan Februari ini semakin membaik, sehingga kemampuan membayarnya sudah meningkat,” jelasnya.

Sebelumnya, kendati membukukan kenaikan pendapatan, laba bersih emiten jasa perawatan maskapai PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. justru mengalami penurunan pada 2018.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, GMFI membukukan pendapatan US$470,09 juta pada 2018 atau naik 6,99% dari 2017 senilai US$439,28. Hasil tersebut dikantongi dari penjualan dan pendapatan usaha perseroan selama setahun.

Di sisi lain, beban usaha GMFI mengalami peningkatan pada 2018 yakni tercatat US$421,02 juta, naik 12,85% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Beban paling besar berasal dari beban material perseroan yang meningkat 28,04% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kendati membukukan kenaikan pendapatan, entitas anak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tersebut mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar US$30,54 juta pada 2018, tergerus cukup dalam yaitu 40,04% dibandingkan dengan 2017 yang senilai US$50,94 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper