Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa harga surat utang negara atau SUN pada perdagangan hari ini, Senin (18/2/2019) di pasar sekunder berpotensi menguat terbatas.
Dhian Karyantono, analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa sentimen positif bagi pergerakan harga SUN di pasar sekunder berasal dari hasil negosiasi dagang antara Tiongkok dan US di mana kedua negara memutuskan untuk menggelar negosiasi lanjutan di Washington minggu ini.
Hal tersebut, meningkatkan ekspektasi pasar bahwa negosiasi dagang akan menghasilkan output positif yang juga diperkuat oleh cuitan Trump di Twitter bahwa negosiasi kedua negara di Beijing sangat produktif (very productive).
Sentimen positif juga berasal dari perkembangan APBN AS di mana Trump bersedia menandatangani pembiayaan fiskal AS hingga 30 September 2019 sekaligus mengantisipasi terjadinya government shutdown kedua pada tahun ini setelah masa waktu pembiayaan interim berakhir pada 15 Februari 2019.
Berakhirnya government shutdown tersebut, pada akhirnya akan memberikan dua skenario bagi pergerakan harga SUN pada 2019 di mana dalam jangka pendek positif bagi obligasi Indonesia sementara dalam jangka menengah berpotensi sebaliknya.
Merespons katalis dari perkembangan perang dagang dan government shutdown, indeks dolar AS turun tipis ke kisaran 96,90 poin (sebelumnya 96,96 poin) sehingga berpotensi memberikan sentimen positif bagi harga SUN melalui transmisi apresiasi rupiah terhadap dolar AS.
Baca Juga
Meski sentimen dari global pada dasarnya positif, kenaikan harga SUN di pasar sekunder hari ini diperkirakan dibatasi oleh katalis negatif dari melebarnya defisit neraca dagang Januari 2019, dibandingkan dengan Desember 2018, yang di luar perkiraan pasar mencatatkan level defisit sebesar $1,16 miliar.
Dengan demikian, SUN kategori tenor pendek dan menengah diperkirakan menjadi seri yang paling banyak ditransaksikan hari ini.
"Didasarkan proyeksi penguatan harga SUN secara terbatas hari ini meski adanya katalis negatif dari melebarnya defisit neraca dagang, kami masih merekomendasikan investor untuk fokus pada perdagangan seri benchmark pendek (FR0077) dan menengah (FR0078)," katanya melalui riset harian, Senin (18/2/2019).
Berikut ini proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid hari ini:
FR0063 (15 Mei 2023): 92,70 (7,67%) - 93,00 (7,58%)
FR0077 (15 Mei 2024): 101,30 (7,81%) - 101,80 (7,70%)
FR0064 (15 Mei 2028): 87,50 (8,07%) - 88,00 (7,98%)
FR0078 (15 Mei 2029): 101,40 (8,04%) - 102,00 (7,96%)
FR0065 (15 Mei 2033): 85,50 (8,39%) - 86,10 (8,31%)
FR0068 (15 Maret 2034): 100,30 (8,34%) - 101,00 (8,26%)
FR0075 (15 Mei 2038): 90,50 (8,51%) - 92,50 (8,40%)
FR0079 (15 April 2039): 99,60 (8,41%) - 100,10 (8,36%)
Adapun, rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif pada kisaran Rp14.070 - Rp14.195 dengan kecenderungan menguat.
-REVIEW (15 February 2019)-
-PRICE OF INDONESIA GOVERNMENT BONDS-
FR0077: -7,90 bps to 101,38 (7,79%)
FR0078: -34,00 bps to 101,63 (8,01%)
FR0068: -47,90 bps to 100,52 (8,31%)
FR0079: -40,40 bps to 99,72 (8,40%)
-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: +0,020 point to 2,52%
UST 5yr: +0,020 point to 2,49%
UST 10yr: +0,009 point to 2,66%
UST 30yr: -0,004 point to 2,99%
German Bund 10yr: +0,010 point to 0,10%
UK Gilt 10yr: -0,001 point to 1,16%
-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: -0,87% to 47,66
CDS 5yr: -1,31% to 111,84
CDS10yr: -0,66% to 179,59
-CRUDE OIL PRICES -
WTI: +2,12% to $55,93 per barrel
BRENT: +2,55% to $66,55 per barrel
