Bisnis.com, JAKARTA – Persediaan minyak mentah Amerika Serikat membuat harga minyak global sedikit goyah. Para pelaku pasar pun menanti data resmi terkait hal tersebut.
Menurut data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (6/2/2019), pukul 16:11 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,26% atau 0,14 poin menjadi US$53,52 per barel. Harga minyak Brent juga tercatat mengalami pelemahan sebanyak 0,34% atau 0,21 poin di level US$61,77 per barel.
Namun, pada pembukaan perdagangan, harga kedua minyak itu berada di zona hijau. Harga minyak WTI dibuka menguat 0,13% atau 0,07 poin. Begitu pun dengan harga Brent dibuka menguat 0,13% atau 0,08 poin.
Kendati diliputi sentimen positif beberapa waktu belakangan, harga minyak goyah karena potensi persediaan minyak AS yang melimpah. Berdasarkan data American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah di AS pada pekan lalu tumbuh 2,5 juta barel menjadi 228,2 juta. Demikian dikutip dari Reuters, Rabu (6/2/2019).
Menurut survei analis Bloomberg, stok minyak diproyeksikan meningkat 1,85 juta barel pada pekan lalu. Namun, pasar masih menunggu data resmi persediaan minyak yang akan diumumkan oleh Energy Information Administration (EIA), Rabu (6/2/2019).
"Pasar minyak mentah tetap dalam mode menunggu dan melihat sebelum data EIA," kata Takayuki Nogami, kepala ekonom di Japan National Oil, Gas and Metals National Corp dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/2/2019).
Baca Juga
Meningkatnya persediaan minyak AS ini seakan berlawanan dengan upaya Rusia dan negara-negara eksportir terkait pembatasan produksi minyak. Kendati lamban, Rusia telah membatasi produksi sebesar 47.000 barel per hari pada bulan lalu. Adapun Arab Saudi menargetkan penurunan produksi sebesar 10,1 juta barel pada bulan ini.