Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti, PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS), membukukan marketing sales senilai Rp884 miliar pada 2018, atau hanya 70,72% dari target yang ditetapkan.
Pada 2018, Grup Sinar Mas Land ini memasang target marketing sales senilai Rp1,25 triliun. Meskipun tak memenuhi target, perseroan meyakini penjualan akan tumbuh lebih baik pada tahun ini karena permintaan terhadap lahan industri masih tinggi.
Direktur Puradelta Lestari Tondy Suwanto mengatakan permintaan terhadap lahan industri terus meningkat terutama sejak kuartal IV/2018. Dari capaian pendapatan prapenjualan tersebut, sektor industri berkontribusi Rp637 miliar atau 72% sedangkan sisanya disumbangkan oleh sektor hunian dan komersial.
Dibandingkan realisasi 2017, kontribusi sektor hunian dan komersial terhadap marketing sales meningkat pada 2018.
“Kami berhasil meraih marketing sales Rp884 miliar pada 2018. Adapun saat ini, permintaan terhadap lahan industri masih tinggi, khususnya permintaan dari investor asing. Kami yakin penjualan akan lebih baik lagi pada tahun ini,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis. Rabu (30/1/2019).
Tondy mengungkapkan DMAS akan lebih agresif dalam mengembangkan area hunian dan komersial untuk mewujudkan sebuah township mandiri. Hal ini juga sejalan dengan komitmen perseroan untuk menyediakan fasilitas pendukung yang lengkap bagi para tenant industri.
Tahun lalu, perseroan telah meluncurkan kawasan hunian kelas menengah untuk memberikan akomodasi bagi para pekerja di kawasan industri DMAS dan sekitarnya. Selain itu, DMAS bersama Panahome juga merilis sebuah kluster berkonsep smart-town yang menawarkan kawasan hunian modern.
Cikarang Japanese School pun sedang dibangun untuk memberikan fasilitas pendidikan bagi anak-anak ekspatriat Jepang yang bekerja di wilayah Cikarang dan sekitarnya. Fasilitas pendidikan yang rencananya akan beroperasi pada 2019 itu diharapkan dapat meningkatkan potensi area komersial di sekitarnya.
Menurut Tondy, area komersial juga semakin berkembang dengan bergabungnya tenant-tenant seperti chain restaurant, rumah sakit, serta pusat pendidikan untuk memastikan kenyamanan bagi penghuni dan pekerja di Kota Deltamas.
Ke depan, DMAS akan terus melanjutkan pengembangan kawasan industri, komersial, dan hunian secara sinergis di Kota Deltamas. Pengembangan ini diklaim mendapat dukungan dari kondisi fundamental perusahaan yang kuat serta cadangan lahan yang masih sangat luas.
DMAS merupakan pengembang dan pengelola Kota Deltamas, kawasan perkotaan terintegrasi seluas sekitar 3.200 hektare (ha), yang di dalamnya terdapat kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC) yaitu salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia.
Berbagai pembangunan infrastruktur di timur Jakarta seperti jalan tol layang, Light Rail Transit (LRT), proyek kereta cepat, jalan tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan, serta pembangunan Pelabuhan Patimban, dan Bandar Udara Kertajati diyakini bakal meningkatkan nilai Kota Deltamas sebagai sebuah kawasan perkotaan modern berbasis industri.